Kiri bawah:
Kanan-kiri:
Kanan-kanan:
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur punya cara unik untuk mendekatkan institusi mereka pada masyarakat. Dibuatlah Kedai Taman Edukasi Bencana di Jalan Jenderal S Parman, Waru, Sidoarjo. Pengunjung bisa nongkrong sembari belajar tentang mitigasi bencana.
Kedai Taman Edukasi Bencana berdiri atas gagasan Drs Budi Santoso, Kepala Pelaksana BPBD Jawa Timur. Menurut Irvan Setianudin, staf BPBD Jatim yang sedang berjaga di kedai, BPBD Jatim ingin punya satu sarana yang mengedukasi masyarakat terkait edukasi bencana.
”Misalnya tentang topik mitigasi bencana dan sebagainya. Tapi terpikir bagaimana caranya yang bisa dilakukan dengan sambil berbincang dan ngopi. Jadilah kedai Taman edukasi Bencana ini. Seru jadinya karena kami menawarkan yang berbeda,” ujar Irvan.
Seperti kedai lainnya yang buka malam hari, di sini terlihat rangkaian lampu yang dipasang di beberapa sudut. Menjuntai dengan rapi di bagian atas serta di sudut-sudut tenda.
Namun suasana pada siang harinya tak kalah menarik. Ada perahu boat terpajang di depan kedai yang menarik pengunjung. ”Perahu ini pernah kami gunakan waktu menangani banjir tahun 2014 di daerah Bohar dan Waru. Kami mengevakuasi warga yang rumahnya terendam air,” ujarnya.
Di sebelahnya, ada truk kecil berwarna orange dengan moncong di bagian atas. Pernah digunakan pada 2020 dan 2021. Tepatnya dimanfaatkan untuk penyemprotan disinfektan, karena waktu itu sedang pandemi Covid-19.
”Bersama Ibu Tri Rismaharini yang waktu itu masih menjabat sebagai Wali Kota Surabaya, kami pakai truk itu untuuk k Keliling dan menyemprotkan disinfektan di berbagai titik,” tambahnya.
Pajangan boat yang ada di depan Kedai Taman Edukasi Bencana. Salah satu sarana yang biasa digunakan BPBD untuk melakukan pertolongan di kawasan bencana.--
Di kedai, para staf BPBD Jatim siap menjawab pertanyaan pengunjung seputar mitigasi pencana. Para staf juga bersedia menerangkan satu per satu benda-benda yang ada dalam Taman Edukasi Bencana tersebut.
”Rumah darurat itu pernah kami gunakan waktu bencana Palu dan NTT. Sebagai ruang kerja pelayanan pemerintahan. Meski terjadi bencana, pelayanan di rumah darurat yang ber-AC itu harus tetap jalan,” ujarnya.
Mereka juga menyilakan para pengunjung untuk melihat beberapa spot di taman tersebut. Seperti rumah darurat yang terbuat dari kontainer, wall climbing, dan sebagainya, yang semuanya boleh dimanfaatkan pengunjung.