SURABAYA, HARIAN DISWAY - Rise Creative Healing & Psychological Center, lembaga konseling psikologi berbasis terapi seni, dirilis pada 15 Oktober 2022. Lembaga tersebut berkantor di Ciputra World Office Tower, Surabaya. Dalam acara grand opening, pihak Rise mengundang dua musisi: Wine Fallensky dan Erick Irsan.
Seni adalah media terapi paling mujarab bagi siapa saja yang mengalami masalah. Seseorang yang terbebani secara psikis, bahkan mengakibatkan depresi, rupanya dapat pulih kembali lewat media seni. Seperti yang dialami Wine dan Erick.
Wine, pernah mengalami depresi berat hingga jatuh dalam keterpurukan. Kondisi tersebut dialami cukup lama hingga dia menemukan "obat"-nya: bermusik.
Disadari atau tidak, bermusik dan bermain gitar, memberi efek terapis untuk ketenangan batin dan kondisi kejiwaan. "Dengan begitu pikiran akan teralihkan. Pun emosi. Sampai akhirnya pulih kembali," ujar Ellysa Verdyana, clinical psychologist dan founder Rise.
Begitu pula yang dialami Erick. Karena pernah patah hati, ditinggal kekasih yang begitu dicintainya, dia mengalami satu titik terberat dalam hidupnya. Kondisi tersebut membuatnya tak mampu berpikir panjang dan selalu diliputi amarah. Erick dan Wine bisa move one dan eksis di dunia musik.
Itulah alasan Ellysa mengundang keduanya dalam grand opening Rise Creative Healing & Psychological Center. Lembaga konseling psikologi yang memanfaatkan metode terapi seni itu dibuka untuk umum. Mereka menawarkan konseling yang berbeda dengan lembaga-lembaga psikologi lainnya.
"Karena seni adalah media terbaik untuk penyembuhan kondisi mental dan jiwa seseorang. Di sini pun kami menggunakan musik terapi berbagai macam jenis untuk berbagai macam kasus atau masalah," ungkap psikolog 28 tahun itu.
"Saya ketika depresi, ke psikolog sebulan sekali. Enggak sembuh-sembuh. Tapi ternyata seni musik, bermain gitar dan membuat lagu, saya dapat menghadapi fase terendah dalam hidup. Musik dapat membuat kita berjalan terus dan move on," ungkap Wine.
Erick pun kini sibuk bermusik dan membuat lagu. Bahkan, satu lagunya berjudul No More, dikerjakan bersama anaknya yang masih 6 SD. "Music save my life. Banyak media yang jadi jembatan kita untuk move on. Tapi media yang paling tepat bagi saya adalah musik," ungkapnya.
Elyssa menyebut bahwa Rise tak sekadar menjadi lembaga konseling psikologi. Tapi juga sebuah gerakan. Gerakan untuk kreatif, sesuai namanya: creative healing. Penyembuhan dengan meningkatkan daya kreativitas seseorang. "Dengan seni dan kreativitas, kita dapat move on. Banyak pendekatan psikologi dan psikoterapi. Tapi dengan seni, kami yakin metode itu paling ampuh. Siapa pun bisa move on dengan Rise," pungkasnya.
Grand Launching tersebut ditutup oleh penampilan Erick, yang membawakan lagu No More. Pengunjung pun bertepuk tangan riuh, karena lagu tersebut sangat mewakili pengalaman musisi tersebut. (Guruh Dimas Nugraha)