Banyak rekan di dewan sedih. Pak Hendro Gunawan sudah tak menjabat Sekda Surabaya lagi. Saya pun begitu. Dan saya yakin banyak teman-teman birokrat di Surabaya juga merasakan hal yang sama.
Pak Hendro 9 tahun lebih jadi sekda. Dipilih sejak era Wali Kota Tri Rismaharini, hari Jumat, 5 Juli 2013.
Jumat 14 Oktober 2022, Wali Kota Eri Cahyadi mengumumkan pengganti sementara Pak Hendro: Bu Erna Purnawati. Menjabat sebagai pelaksana harian (Plh) sampai ada sekda definitif. Seperti mengulang momen, ini kali kedua Bu Erna menjabat plh Sekda hingga Pak Hendro diangkat sebagai sekda definitif menggantikan Pak Sukamto Hadi Sekda sebelumnya.
Jika dihitung dari Jumat ke Jumat itu, maka masa jabatan Pak Hendro mencapai 3.388 hari. Angka yang mudah dihafal. Dan barangkali ada simbol dari angka 3 dan 8 itu.
Pak Hendro menjadi Sekda di tiga wali kota definitif. Yakni Tri Rismaharini, Whisnu Sakti Buana, dan Eri Cahyadi. Sempat pula jadi Plh Wali Kota Surabaya 17 Februari 2021- 26 Februari 2021.
Tiga kali pula ia menghadapi 3 periode masa jabatan DPRD Surabaya.
Pak Hendro sudah jadi sekda sejak periode pertama saya jadi legislator (2009-2014). Posisinya baru diganti hingga periode ke-tiga saya di DPRD Surabaya sekarang (2019-2024).
Sedangkan angka 88 ini saya bingung harus dikaitkan dengan apa. Belum ketemu. Kalau dicari-cari tafsirnya mungkin sangat banyak. Sama seperti tafsiran teman-teman terkait alasan Wali Kota Eri Cahyadi mengganti sekda di tahun keduanya menjabat.
Tentu wali kota sudah mempertimbangkan dengan sangat matang. Pak Eri bolak-balik mengatakan bahwa tak boleh ada pejabat eselon yang menjabat lebih dari lima tahun. Sehebat apapun dia, pasti ada kecenderungan untuk bosan. Maka, rotasi harus dilakukan.
Konsekuensi atas ucapannya itu tentu juga berlaku bagi jabatan sekda. Pak Hendro sudah 9 tahun diberi beban paling berat. Dan beberapa rekan di dewan sampai bilang” sulit mendapatkan pejabat sekaliber Pak Hendro. Saya pun setuju.
Pak Hendro sepertinya memang perlu merasakan penyegaran. Tentu ia bisa naik pangkat ke Eselon 1 di kementerian. Atau tetap di Eselon II A dengan mengabdi ke Pemprov Jatim. Atau di provinsi lain. Yang jelas tenaga dan pikirannya masih sangat dibutuhkan.
Perjalanan karir Pak Hendro begitu unik. Ia adalah orang kepercayaan Bu Risma sejak Bu Mensos itu masih jadi Kepala Bappeko Surabaya.
Saat pak Hendro menjadi kepala bidang bu Risma di Bapeko, pernah diajak Bu Risma mampir ke rumah saya. Ketika Bu Risma sudah jadi wali kota, pak Hendro tetap jadi orang kepercayaan Bu Risma di posisi sekda hingga Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta Bu Risma jadi Mensos di penghujung 2020.
Pak Hendro mengantarkan Bu Risma terbang dan landing dengan mulus. Begitu banyak karya monumental yang dihasilkan.
Kombinasi keduanya begitu pas. Jika Bu Risma adalah arsitek yang merancang Surabaya, maka Pak Hendro eksekutor dengan latar belakang teknik sipil yang bisa mewujudkan ide-ide Bu Risma. Pak Hendro adalah birokrat pintar, cakap. Bagi pegawai pemkot, pak Hendro dikenang sosok yang tenang dan mengayomi.