SURABAYA, HARIAN DISWAY - Cuaca ekstrem akhir-akhir ini menyebabkan beberapa wilayah di Jawa Timur dilanda banjir skala besar. Intensitas hujan deras dan angin kencang kali ini terbilang cukup parah. Hal itu dibarengi dengan adanya fenomena La Nina yang terjadi tiga tahun terakhir.
Sebelumnya, BMKG Juanda telah memberikan peringatan dini terkait cuaca ekstrem yang melanda Jawa Timur. Hujan yang terjadi pada 17-18 Oktober 2022 itu mengakibatkan tujuh wilayah mengalami banjir bandang hingga tanah longsor.
Beberapa daerah yang dilanda banjir tersebut yakni Kabupaten Pacitan, Kabupaten Kediri, Kabupaten Trenggalek, Kabupaten Tulungagung, Kabupaten Blitar, Kabupaten Ponorogo, dan Kabupaten Malang.
WAGUB Jatim Emil Elestianto Dardak menyapa warga di posko pengungsian di Pendapa Kabupaten Trenggalek.-Kominfo Trenggalek-
Sriyono Biro Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur mengatakan, sejumlah wilayah di Jawa Timur bagian selatan telah terdampak bencana hidrometeorologi berupa banjir bandang.
”Kabupaten Malang menduduki banjir bandang terparah di tahun ini dan disusul Kabupaten Trenggalek. Hal ini diakibatkan debit air yang sangat tinggi sehingga material lumpur dapat masuk ke rumah warga,” ungkap Sriono. Rabu, 19 Oktober 2022.
Banjir itu diakibatkan curah hujan tinggi dan air laut pasang. Hal tersebut menyebabkan sungai tidak bisa menampung debit air hingga meluap ke rumah warga. Jika melihat wilayah Malang Selatan, wilayah itu merupakan area perbukitan dan banyak tebing. Air yang seharusnya meresap ke area perbukitan tidak dapat tertampung hingga langsung masuk ke rumah warga.
Selain itu, sungai yang berkelok dan berbatu mengakibatkan terhambatnya laju air ke muara. Kini, beberapa titik di Kabupaten Malang sudah mulai surut, warga yang sempat dievakuasi itu juga sudah mulai diizinkan kembali ke rumah.
“Untuk penanganan sementara ini, masyarakat Malang sudah diperbolehkan kembali untuk membersihkan rumahnya masing-masing. Pihak kami juga sudah melakukan supply makanan dan alat-alat kebersihan juga dapur,” ujar Sriyono.
Sementara di Kabupaten Trenggalek, ketinggian air mencapai lebih dari 1 meter. Banjir bermula dari arah barat yang dimulai dari Kecamatan Karangan dan Kecamatan Gandungsari. Setelah itu, masuk ke wilayah timur seperti Kecamatan Pogalan dan Kecamatan Durenan.
Posko BPBD di halaman Bali Kota Surabaya siap menerima bantuan untuk disumbangkan kepada korban banjir. -Cyntia Dara Fitriani - Harian Disway-
Dalam waktu yang bersamaan, material longsor berupa tanah menimpa rumah warga hingga menyebabkan kerusakan ringan hingga berat. Beberapa titik longsor juga membuat akses jalan tertutup.
Tim BPBD Jatim terus berupaya memberikan penanganan darurat dengan membuka posko yang berlokasi di Pendapa Kabupaten Trenggalek. Ketinggian air berangsur menurun hingga 30 sentimeter.
Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin saat dihubungi Harian Disway mengatakan, kondisi saat ini sudah mulai membaik. ”Air sudah surut meskipun masih ada genangan di beberapa titik, hari ini cerah tanpa hujan, beberapa infrastruktur jalan dan jembatan rusak, beberapa masyarakat juga sedang membersihkan rumah,” kata Arifin. Rabu, 19 Oktober 2022.
Untuk korban jiwa, lanjut Arifin, ditemukan satu korban meninggal dunia yang berada di Kecamatan Pogalan, Kabupaten Trenggalek. Tim Pemkab Trenggalek masih melakukan identifikasi.