SURABAYA, HARIAN DISWAY -- Jawa Timur masih menjadi harapan terbesar Indonesia di sektor pangan. Dari data Badan Pusat Statistik (BPS), dari 7,4 juta hektare luas lahan baku sawah nasional, 1,2 juta hektare berada di Jatim. Luas lahan itu menjadi dasar BPS menghitung jumlah panen padi.
Pada Januari-September 2022, produksi padi di Jatim mencapai 8,17 juta ton gabah kering giling (GKG). Terjadi penurunan dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya. Yakni sebesar 8,41 juta ton GKG (yoy).
Berdasarkan pengamatan fase tumbuh padi hasil Survei menggunakan metode Kerangka Sampel Area (KSA), potensi produksi padi sepanjang triwulan ke-IV 2022 sebesar 1,51 juta ton GKG.
”Insya Allah, Jawa Timur masih tertinggi penyumbang padi di Indonesia,” kata Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa usai membuka acara peringatan hari Pangan Sedunia, di Gedung Jatim International Expo, Surabaya, Rabu 19 Oktober 2022.
Mantan menteri sosial itu mengatakan, Jatim akan bergerak ke sektor pangan lainnya. Populasi sapi di Jatim sangat tinggi. Mencapai 5,1 juta ekor.
Menurut Khofifah, Jatim sudah seharusnya masuk dalam kedaulatan pangan. Karena itu, dia berterima kasih kepada petani dan peternak yang sudah bekerja keras untuk memenuhi semua kebutuhan masyarakat. Tidak hanya di Jawa Timur. Tapi, se-Indonesia.
Ketua Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi menambahkan, produksi pangan di Jatim memang sangat melimpah. Bahkan, sampai ke daerah lain. Termasuk beras. Kebutuhan nasional untuk komoditas itu adalah 30 juta ton. Sepertiganya, berasal dari Jawa Timur.
”Karena itu, penghargaan sebesar-besarnya diberikan oleh petani dan peternak di Jatim,” ungkapnya. Dengan kondisi itu, ia melihat bahwa provinsi tersebut sangat jauh dari krisis pangan. Padahal, saat ini dunia sedang dibayangi ancaman krisis pangan dunia.
Itu terlihat dari harga pangan dunia yang mengalami fluktuasi. ”Tapi kita tidak boleh lengah. Kita harus tetap menjaga produksi pangan di Jatim, agar tetap produktif. Kita juga tetap harus menyeimbangkan hulu ke hilirnya. Itu menjadi diskusi saya dengan bu gubernur,” bebernya.
Menurut Arief, Khofifah sudah memikirkan agar petani dan peternak tetap produktif. Caranya ada grace period kredit usaha rakyat (KUR) bagi petani dan peternak. Kelonggaran diberikan dari masa produksi hingga panen. ”Beruntunglah Jawa Timur memiliki pemimpin yang sangat mengerti tentang pangan. Serta bisa mengembangkan potensi yang ada,” ucapnya. (*)