Diskusi Film Black Adam: It’s All About The Rock

Jumat 21-10-2022,13:53 WIB
Reporter : Retna christa
Editor : Retna christa

Oleh:
Awik Latu Lisan
penikmat film, member Group Hobby Nonton

LOS ANGELES, Disway - Black Adam film yang mengangkat villain utama Shazam, diluncurkan Rabu, 19 Oktober 2022 lalu. Film ini justru dikembangkan jauh sebelum Man of Steel mengawali DCEU pada 2013. Mengisahkan tentang origin Black Adam

PADA 1940, seorang ilmuwan Nazi, Mayor Streicher, mengembangkan sebuah senjata pemusnah masal yang disebut Mordsmaschine. Senjata itu akan digunakan untuk menginvasi Inggris. Seorang mata-mata Inggris, Smythe, mengetahui rencana sang Fuhrer Adolf Hitler dan memberi pesan secara langsung untuk meminta tolong kepada presiden AS, Franklin Delano Roosevelt.

Sikap AS yang berusaha netral di era itu mengakibatkan kongres menekan Roosevelt untuk tidak turut campur. Alhasil, secara rahasia, ia mengutus dua agennya, Jay Garrick dan Alan Scott untuk menyabotase senjata itu. Tapi keduanya gagal.

Misi mereka diketahui pihak Jerman. Hitler mengutus pasukan khusus yang ia ciptakan sendiri, Valkyrie Norse, untuk mengawal serangan nuklir ke Washington. Untungnya, serangan itu gagal pula. Tetapi Roosevelt terbunuh di Ruang Oval White House oleh seorang agen perempuan bernama Gudra.

Mendengar kematian presiden AS, Spectre memohon dengan suara Tuhan untuk membangkitkan Roosevelt kembali. Berhasil. Sang presiden bangkit lagi dan mengumpulkan semua superhero AS untuk melawan Jerman di Perang Dunia II.

Tim superhero pertama sepanjang sejarah komik dunia itu disebut dengan Justice Society of America (JSA). Dua agen AS yang kalah, Jay Garrick, menjadi ketua JSA pertama yang dikenal juga dengan Flash. Sedangkan Alan Scott dikenal sebagai Green Lantern. Dan 23 tahun kemudian, Marvel menciptakan komik tim superhero yang disebut X-Men.

Black Adam dan The Rock


DWAYNE JOHNSON sebagai Teth-Adam alias Black Adam dalam film Black Adam. Terwujudnya film ini merupakan hasil kerja keras Johnson.-Esquire -

Nah, origin tentang Black Adam ini berhasil rilis berkat hasil kerja keras Dwayne Johnson. Pada 2007, ia memulai pembicaraan dengan New Line Cinema (anak perusahaan Warner Bros.) mengenai proyek Shazam. Awalnya, Johnson diplot sebagai pemeran Shazam. Tapi fans justru berharap ia menjadi Black Adam, musuh bebuyutan Shazam.

Mendengarkan fans, mantan petarung WWE itu justru berupaya melobi para petinggi Warner Bros. agar karakter Black Adam diperkenalkan dalam film yang terpisah dari Shazam.

Selama satu dekade pihak Warner Bros. dan Johnson berbeda pendapat soal naskah Shazam. Johnson tak setuju asal mula Shazam dijadikan satu dengan origin Black Adam. Hingga akhirnya proyek Shazam dilewati, dan Warner Bros. lebih fokus dengan proyeknya bersama Christopher Nolan merancang Justice League.

Tapi perjuangan Dwayne Johnson tak sia-sia. Shazam dan Black Adam dibuatkan dua film yang berbeda. Dan Black Adam—yang akhirnya dibintangi sendiri olehnya—dirilis Rabu lalu di Indonesia. Dua hari lebih dulu daripada di AS dan Inggris. So, mungkin ini menjadi salah satu review pertama Black Adam.

Black Adam benar-benar berhasil menjadi sebuah film superhero yang fantastis, epik, dan sangat menghibur. Pertarungan CGI benar-benar bertebaran di mana-mana. Dari awal hingga akhir, kita tak dibiarkan duduk tenang. Camilan saja tak berguna sebagai penghalau kebosanan. Sebagai sebuah origin movie, Black Adam sangat jelas dalam menjelaskan asal usulnya. Secara keseluruhan, ini adalah film yang mengesankan. Walau naskahnya tak terlalu mengesankan.

Black Adam layak diperjuangkan untuk berdiri sendiri dari Shazam!. Karena premisnya benar-benar menarik. Black Adam sebenarnya adalah Shazam, tetapi gagal. Setelah dibangkitkan, kekuatanya bukan berasal dari penyihir tapi justru dari enam dewa sekaligus. Kabarnya, hanya Superman yang dapat mengimbanginya.

Black Adam seperti Batman di Gotham, atau Superman di Metropolis. Black Adam berada di kota fiktif tua legendaris, Khandaq. Suasana kotanya khas Timur Tengah. Ala Mesir atau Baghdad, Irak. Menariknya, Black Adam bukanlah superhero. Melainkan antihero. Di film ini, kita dijelaskan dengan gamblang makna superhero, villain, dan antihero.

Penampakan superhero di sini tak terlalu mengejutkan. JSA memang diperkenalkan kali pertama di film ini. Tapi sebenarnya sudah disinggung di trailer Black Adam. JSA adalah tim superhero pertama di dunia DC, dan bahkan komik superhero manapun. Tapi popularitasnya jauh dari Justice League. Begitu pula karakter-karakternya.


DUA PROTAGONIS Black Adam, Adrianna Tomaz (Sarah Shahi, kiri) dan Doctor Fate (Pierce Brosnan) membuat kisah origin Black Adam dan JSA makin komprehensif. -New Line Cinema via IMDb-

Tapi, yang menarik adalah hampir semua tokohnya menginspirasi karakter-karakter di Marvel. Bahkan konsep akademi X-Men yang diciptakan oleh Profesor X yang mengumpulkan mutant, hingga visi dan teknologinya, mirip dengan konsep JSA.   

Alur Black Adam sangat sederhana. Tidak ribet. Intinya, ramah anak-anak. Masalahnya adalah saya tidak terlalu suka. Black Adam bukanlah ciri khas film kebanyakan DC, yang dark, deep, dan adult. Memang Black Adam hampir saja mendapat rating R dan kemudian diedit hingga PG. Tapi itu bukan pada naskahnya yang terlalu dewasa, bukan, tapi hanya karena adegan kejam yang vulgar.

Nah, itulah yang membuat Black Adam berbeda. Karena, DC yang saya kenal selalu memiliki konflik dan jalinan cerita yang filosofis dan rumit. Tapi jika dibilang seperti Marvel malah tidak mirip sama sekali. Meski ada joke kecil di sela-sela adegan, tapi itu hanya sedikit sekali. Justru saya sedikit merasa agak mirip dengan Suicide Squad (2021) ala James Gunn, tapi minim komedi.

Sejujurnya Black Adam adalah sekedar film hore-hore saja bagi saya. Saya menikmatinya tapi tak berkesan. Bahkan saya tak kecewa sekalipun tak sesuai ekspektasi. Yang jelas tak dapat disejajarkan dengan versi Snyder, bahkan Nolan sekalipun. Dibandingkan Shazam! pun, Shazam! masih lebih menghibur. Black Adam seperti sebuah ramuan popcorn movie ala WB dengan sentuhan Dwayne Johnson, tapi dilabeli DC. Saya merasa ada kualitas DNA film-film blockbuster ala Dwayne Johnson yang tertanam di sini. Bahkan ada ciri khas The Rock yang menempel pada karakter Black Adam. Tatapan matanya tak bisa disangkal.

Over power kekuatan Black Adam mungkin mengakar ke diri Dwayne Johnson, atau sebaliknya. Kegigihanya disebut banyak media sebagai ’’kekuatan yang mengubah hierarki kekuasaan” di DC dan WB. Tanpanya, mungkin Warner Bros. masih didiami oleh orang-orang tua kolot dan tak berkembang. Adegan mid-credit sedikit menjelaskan hal itu. Sebuah perjuangan selama enam tahun yang melelahkan. Johnson menyebutnya sebagai ’’Development hell in this decade”.

Saya berharap, kali ini Black Adam dapat menjadi batu loncatan atas kegagalan proyek Justice League of America (JLA) Warner Bros.. Bisa jadi, JSA yang diperkenalkan di film ini akan menjadi jalan alternatif Warner Bros. membangun lagi proyek DC Extended Universe (DCEU). Dan semoga dijawab oleh CEO baru Warner Bros., David Zaslav, yang rumornya sedang mempersiapkan rancangan franchise DCEU sampai 10 tahun ke depan.

Dan tentunya, dari titik ini, dua tahun lagi kita akan melihat pertarungan epik antara superhero terkuat sejagad raya. Dan suatu saat nanti kita akan melihat semua superhero DC berkumpul menjadi satu dalam satu scene. Who knows. (Retna Christa-*)

 

Kategori :