NUSA DUA, HARIAN DIWAY - Perghelatan Religion Forum G-20 (R20) telah tuntas digelar selama dua hari, 2-3 November 2022 di Nusa Dua, Bali. Dipungkasi dengan pertemuan di Hotel Hyatt Regency, Yogyakarta.
Forum yang diinisiatori oleh Nahdlatul Ulama (NU) bersama Liga Muslim Dunia itu pun menerbitkan Komunike R20 Bali 2022. Diterbitkan dalam tiga bahasa: Arab, Indonesia, dan Inggris.
Ada 11 poin yang tercatat. Seluruhnya merupakan seruan kepada para pemimpin agama, pemimpin politik, dan seluruh masyarakat global. Yakni agar bersatu menjadi satu aliansi dalam gerakan global yang didasari nilai-nilai peradaban luhur.
R20 telah dihadiri sebanyak 338 pemimpin agama dan kepercayaan yang berasal dari 32 negara. Dan menghadirkan 45 pembicara dari lima benua. Pada 2023 nanti, India terpilih menjadi tuan rumah.
BACA JUGA:R20 Pertemukan 400 Pemimpin Agama
Pertemuan terakhir tersebut dipimpin langsung oleh beberapa tokoh penting. Di antaranya, Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf, perwakilan Center for Shared Civilizational Values C. Holland Taylor, dan Ketua Liga Muslim Dunia untuk Asia Tenggara dan Australia Syekh Abdurrahman al-Khayyat.
"Semua orang yang berpartisipasi di dalam konferensi ini sepakat bahwa kita membutuhkan suatu aliansi global dari semua orang yang punya kehendak baik,” ujar Yahya. Terutama dari pemuka semua agama dan keyakinan serta semua tokoh kebangsaan. Bergabung dalam suatu aliansi global untuk berjuang mewujudkan sejumlah visi mulia.
Menurutnya, R20 sangat berbeda dengan forum dialog agama Internasional lainnya. R20 dirancang agar para tokoh berbicara secara jujur tentang masalah masing-masing agama. Misalnya, yang telah disampaikan oleh perwakilan Nigeria. Yakni tentang komunitas muslim yang mempersekusi minoritas Kristen.
Untuk mencapai visi itu, R20 memobilisasi para tokoh agama, sosial, ekonomi, dan politik dari seluruh dunia. Tugasnya memastikan bahwa agama berfungsi sebagai sumber solusi yang dinamis. Bukan malah menjadi sumber masalah. Itulah salah satu bunyi Komunike R20.
Setelah berada di Bali selama dua hari, para peserta R-20 mengadakan agenda kunjungan secara berurutan ke Yogyakarta. Yaitu Keraton Yogyakarta, Candi Prambanan, Vihara Mendut, Candi Borobudur, Universitas Islam Indonesia (UII), lalu Pondok Pesantren Pandanaran. (Mohamad Nur Khotib)