Festival Budaya Indahnya Masa Djadoel Hidupkan Balai Pemuda

Senin 07-11-2022,23:00 WIB
Reporter : Salman Muhiddin
Editor : Salman Muhiddin

SURABAYA, HARIAN DISWAY - Balai Pemuda kembali ke masa lampau, Minggu, 6 November 2022. Berbagai seniman dan warga berbaju kuno berkumpul di halamannya yang luas. Mereka menampilkan tarian Tor Tor, Lenso, Gandrung, Ngidung Parikan dan permainan tempo dulu.

Di antaranya klompen raksasa, engkle, bekel, gobak sodor dan permainan dakon. Menjelang senja semua peserta menggelar flash mob Tari Remo  di pelataran Halaman Dewan Kesenian Surabaya yang digelari karpet merah.

Selain itu, aneka stand kuliner berjajar di sepanjang arena pertunjukan. Pelaku UMKM menawarkan hidangan khas dari provinsi-provinsi di Tanah Air. Mulai dari Semanggi Surabaya, Masakan Manado, Kuliner Batak, lontong kupang dan lain sebagainya.

Yang tak kalah seru adalah kompetisi parikan atau pantun dalam logat Suroboyoan.

“ Tuku roti nang Pasar Turi Nang Keputran tuku kuaci Nek NKRI itu harga mati Kidung parikan iku kudu lestari ,” ucap Indah Kurnia, anggota Komisi XI yang hadir di acara itu saat membuka babak final lomba pantun Jawa itu.


Anggota Komisi XI DPR RI Indah Kurnia dalam acara lomba Parikan dan apresiasi ke seniman.-Dok Indah Kurnia-

Ada 85 pendaftar. 10 diantaranya lolos ke babak final untuk tampil langsung di hadapan juri. 

Atraktif, komunikatif dan sangat menghibur. Gelak tawa pecah atas kelucuan mereka. 

Indah bahkan mengaku kagum. Karena rata -rata mereka adalah generasi muda yang memiliki kepedulian untuk melestarikan budaya parikan.

Pada lomba ini peserta dibagi dalam dua kategori yaitu pelajar dan umum. Mereka berasal dari berbagai daerah. Mulai Trenggalek, Blitar, Ponorogo, Malang , Sidoarjo ,Lamongan dan Surabaya.

Pada momen tersebut, Seniman Ludruk Tobong Agus Kuprit memberikan apresiasi. Ia juga didapuk menjadi juri Bersama Cak Tawar Juga Indah Kurnia

Agus gembira. Ia sudah lama merindukan suasana berkesenian yang begitu hidup.. Festival Budaya  Indahnya Masa DJadoel seolah oase bagi para seniman tradisional.

"Senang sekali masih ada yang melestarikan seni kidungan, jula-juli, dan parikan ini,," ujar Cak Agus Kuprit.

Kidungan selama ini yang ia kenal adalah kidungan bercerita. Bukan parikan seperti yang diinisiasi oleh Indah Kurnia.


Para Juara Lomba Parikan berfoto bersama di Balai Pemuda.-Dok Indah Kurnia-

"Ini ide dari Ning Indah Kurnia. Jadi selama saya itu muda dulu dua kali berturut-turut juara lomba yang diadakan oleh Majalah Sarina. Terus saya ada kepercayaan jadi juri. Selama itu nggak ada kidungan Jula Juli parikan kayak ini," ungkap Agus yang mengaku memberikan acungan jempol kepada Indah Kurnia.

"Baru pertama ini ide dari Ning Indah, wah aku ini seniman tapi kecolongan nggak punya ide kayak gitu," ucap Cak Kuprit berkelakar.

Inovasi baru dalam kidungan Jula -Juli Parikan ini diharapkan menjadi pengenalan kepada generasi muda Surabaya.

"Supaya ciri khas Arek Suroboyo nggak hilang," ungkap Cak Agus.

*Apresiasi Seniman Tradisional*

Indah Kurnia berharap festival Budaya ini menjadi wadah bagi para seniman tradisional. Ia bercerita, bahwa dahulu mereka kerap tampil dan berkumpul di Taman Hiburan Rakyat (THR). 

Namun kini tempat itu telah tutup. Sehingga seniman tradisional kehilangan tempat aktualisasi bagi karya-karya mereka. Terutama bagi seniman tradisional seperti ludruk dan kidungan.

"Ini pekerjaan rumah kita bersama agar tontonan saya di masa kecil kembali lagi," kata Indah yang mengaku sangat merindukan pementasan seni tradisional di THR.

Oleh karena itu, ia memiliki tekad kuat mengembalikan kejayaan seni tradisional di tengah masyarakat urban yang serba digital.

"Saya ingin menyeimbangkan dan nguri-nguri budaya, jadi saya siapkan ajangnya bersama Bank Jatim dan sangat responsif," ujar Indah.

Apalagi, lanjutnya, Surabaya sebagai hub merupakan kota plural dengan beragam etnis dan budaya. Kehidupan aman, damai, tenteram dan solidaritas sangat terasa. Indah ingin festival tersebut dapat menjahit silaturahmi dengan cara menyenangkan.

"Dengan ajang seperti ini mereka senang sekali, karena kita tampilkan bukan hanya tarian dan nyanyiannya. Tapi termasuk juga makanan,"  

Direktur TI dan Operasi Bank Jatim Tonny Prasetyo mengatakan, Bank Jatim juga memiliki tanggungjawab terhadap pelestarian budaya lokal. 

"Kita all out semua," kata Tonny saat menghadiri festival Indahnya Masa Jadul yang diinisiasi oleh Indah Kurnia tersebut. (*)

Kategori :