OPOP Dongkrak Literasi dan Inklusi Keuangan Jatim

Selasa 15-11-2022,05:00 WIB
Reporter : Michael Fredy Yacob
Editor : Noor Arief Prasetyo

SURABAYA, HARIAN DISWAY- JAWA Timur menargetkan indeks literasi keuangan pada 2024 sebesar 50 persen. Belum sampai tahun tersebut, provinsi yang dipimpin Khofifah Indar Parawansa sudah melampaui target yang dibuatnya itu.

Berdasar survei nasional literasi dan inklusi keuangan (SNLIK) mencatatkan, indeks literasi keuangan Jatim pada 2022 berada di angka 55,32 persen. Angka itu naik 6,37 persen dari 2019. Sementara inklusi keuangan di provinsi itu mencapai 92,99 persen.

”Peningkatan secara signifikan ini terjadi karena gotong royong yang dilakukan semua pihak. Sehingga, belum mencapai deadline-nya, kita sudah mencapai target,” kata Khofifah di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Senin, 14 September 2022.

Capaian itu juga merupakan peran dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 4 Jatim untuk terus menghasilkan inovasi. Khususnya di Bulan Inklusi Keuangan (BIK) beberapa waktu lalu.

”Keberhasilan ini juga merupakan sinergisitas kami bersama OJK Regional 4 Jatim. Terus mendorong literasi dan inklusi keuangan. Utamanya di basis pasar tradisional. Memang signifikansinya tinggi terhadap pendapatan asli daerah (PAD) kabupaten/kota,” ucapnyi.

Masyarakat juga sekarang dipermudah dengan hadirnya Sistem Informasi Mobil Literasi dan Edukasi Keuangan (SiMOLEK). Inovasi itu menjadi salah satu sarana sosialisasi masyarakat untuk memperoleh informasi. Serta, pengetahuan terkait produk dan layanan lembaga keuangan.

”Literasi keuangan di masyarakat harus terus dimaksimalkan. Hal itu untuk mewujudkan sistem keuangan yang inklusif. Sehingga dapat tercipta pertumbuhan ekonomi melalui distribusi pendapatan yang lebih merata, penurunan kemiskinan, dan stabilitas sektor keuangan,” tegasnyi.

Indeks inklusi keuangan di provinsi itu tercatat naik 5,07 persen ketimbang 2019. Capaian tersebut juga melampaui target pada 2024 yang hanya dipatok sebesar 90 persen.

Peningkatan inklusi keuangan itu juga menjadi bagian yang amat penting. Apalagi, untuk memaksimalkan percepatan sistem digital di sektor keuangan. Itu menjadi proses penguatan UMKM. Sebab, produk domestik regional bruto (PDRB) Jatim ditopang sektor UMKM, sebesar 57,81 persen.

”Peningkatan literasi dan inklusi keuangan menjadi tugas kita bersama. Melibatkan semua lapisan masyarakat. Utamanya generasi muda yang memiliki peran besar mengedukasi lingkungan terkait produk keuangan digital,” ucapnyi.

Kepala Kantor OJK Regional 4 Jatim Bambang Mukti Riyadi mengaku senang dengan capaian tersebut. ”Semoga hasil survei tersebut dapat bermanfaat bagi kita semua. Terus bersinergi dalam upaya mendorong pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur melalui Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) Jawa Timur,” ujarnya.

Selain itu, Bambang mengucapkan rasa terima kasih kepada gubernur Jatim atas apresiasi kepada OJK Kanreg 4. Sebab, mereka memperoleh penghargaan sebagai instansi yang mendukung program One Pesantren One Product (OPOP).

”Khususnya melalui literasi dan inklusi keuangan di pondok pesantren yang kami terima pada saat pembukaan OPOP Expo di Jawa Timur lalu,” imbuhnya. (*)

 

Kategori :