Kok, mahasiswa enggak mikir? ”Soalnya, kami tergiur para senior pada inves. Dan, dibuatkan grup WA, ramai pada inves,” kata mahasiswi yang ogah disebutkan namanyi.
Polisi kini menunggu. Pihak rektorat menunggu. Inventarisasi problem.
Rektor IPB Arif Satria kepada pers, Senin, 14 November 2022, mengatakan, pihak kampus sudah mempelajari kasus itu. Akan mengambil langkah cepat. Ada empat langkah yang akan dilakukan.
Pertama, membuka posko pengaduan dari para mahasiswa yang menjadi korban. Jumlah korban ratusan, tapi tepatnya masih simpang siur.
Kedua, memilah-milah tipe kasus. Apakah semuanya sama, utang online untuk investasi ke SAN, atau mungkin ada yang bentuknya beda.
Ketiga, IPB menyiapkan bantuan hukum untuk mahasiswa yang tertipu usaha online dalam kasus ini.
Keempat, IPB akan melakukan peningkatan literasi keuangan untuk para mahasiswa.
Sementara proses itu berjalan, argo tagihan dari pinjol terus bergulir. Ada penalti. Bunga berbunga.
Sebenarnya, niat mahasiswa itu ideal. Kalau bisa dapat duit tanpa kerja, ngapain kerja? Paling enak itu. Disebut financial freedom seperti di buku Robert T. Kiyosaki yang best seller itu.
Robert T. Kiyosaki dalam bukunya, Rich Dad’s Cashflow Quadrant: Rich Dad’s Guide to Financial Freedom (2011), membagi cara hidup orang dalam empat kuadaran.
1) Employee. Golongan pegawai, baik negeri maupun swasta. Orang golongan itu berkata, ”Saya mencari pekerjaan yang aman dan terjamin. Bayaran tinggi, tunjangan bagus. Setiap tahun naik gaji. Kalau tua dapat pensiun.”
Golongan itu, kata Kiyosaki, pencari aman. Umumnya berharap kerja dalam waktu singkat, bayaran tinggi. Buat perempuan, ada cuti hamil dan berbagai fasilitas lain.
2) Self Employed. Atau wiraswasta. Mereka menjadi bos atas diri mereka sendiri. Kalau bekerja keras, hasilnya makin banyak. Misalnya, jualan makanan atau dagang apa pun.
Orang jenis itu mengerjakan semuanya sendiri. Kalau usaha membesar, dibantu pegawai. Tapi, orang jenis tersebut tidak mendelegasikan tugas kepada karyawan. Mereka jadi bos sekaligus pekerjanya.
3) Business Owner. Atau pengusaha. Orang golongan itu berkata, ”Saya mencari CEO untuk menjalankan perusahaan saya. Sedangkan saya mikir cara membesarkan perusahaan ini.”
Bedanya dengan golongan nomor dua, golongan itu mendelegasikan pekerjaan kepada ahlinya. Tentu, bermodal karena harus menggaji karyawan.