Lewat Novel ”Lonely Star” Aulia Manaf Maknai Kehilangan

Rabu 23-11-2022,10:03 WIB
Reporter : Heti Palestina Yunani
Editor : Heti Palestina Yunani

SURABAYA, HARIAN DISWAY - Baper tak selalu negatif. Buktinya Aulia Manaf justru menghasilkan karya berjudul Lonely Star (Ketika Rasa Kembali Berpendar). Novel keduanya yang menguak segala bentuk perasaan yang kembali mencuat.

Untuk menulis Lonely Star, Aulia bicara lewat sosok yang kesepian karena kehidupannya tiba-tiba padam tanpa cahaya. ”Kalau boleh berbagi blurb novel saya, tokoh itu Dinda yang dikepung kehancuran segala mimpinya. Seram ya,” katanya.

Tapi benarlah bila ada yang bilang bahwa ketika kita kehilangan, Tuhan pasti menyediakan pengganti. Seperti Dinda yang bertemu dengan Bagaskara yang harus bersaing dengan orang yang sangat dihormatinya. 

Dalam buku bersampul biru itu, kisah romance memang bermula dari pertemuan dua orang asing tersebut. Berlangsung dalam suasana yang tidak menarik. ”Saat musibah besar. Namun itulah awal pembaruan dalam hidup, awal dari makna yang tersaji dengan hebat,” tuturnya.

Dinda berkutat dengan traumanya. Bagas yang sudah lebih dulu move on dari segala masalah jati dirinya. Akhirnya kedua tokoh itu bisa menemukan rahasia-rahasia tersembunyi dalam keluarga besar Bagaskara.
Dilihat dari genrenya, novel setebal 220 halaman bersampul dominan biru itu bisa digolongkan sebagai metropop. Aulia Manaf menyebut novelnya sebagai bacaan ringan dan renyah.--

Lewat novelnya, Aulia ingin berbagi tentang makna kehilangan. Ada peringatannya terkait bagaimana mengelola perasaan benci dan cara memaafkan. Aulia juga menunjukkan bagaimana cara menentukan pilihan hidup serta menghadapi rahasia-rahasia yang terbongkar sewaktu-waktu. 

”Sebab hidup penuh dengan pilihan. Meski kadang kita tak perlu memilih karena Tuhan sudah memberikan apa yang kita butuh,” papar Aulia membuka sedikit isi novelnya yang boleh dikuak lebih lanjut lewat Instagram @novel.lonelystar.

Soal makna kehilangan yang ditegaskannya itu, kadang memang tak ada lain menghadapinya selain mengalah. ”Tentu saja jangan sampai hal itu membuat kita mengeluh. Merelakan tak gampang meskipun pasti membuat gamang,” katanya, berpesan.

Dilihat dari genrenya, novel setebal 220 halaman itu bisa digolongkan sebagai metropop. Aulia menyebut novelnya sebagai bacaan ringan dan renyah. Bahkan bisa dibaca sekali duduk. Cocok untuk remaja karena ditulis dengan bahasa yang mudah dicerna dan relatable.

Menariknya selain ber-setting kehidupan kota, dalam hal ini Surabaya, beberapa adegan berlatar lereng Gunung Welirang yang terletak di perbatasan Kota Batu, Kabupaten Pasuruan, dan Kabupaten Mojokerto.

Setting inilah yang menjadi alasan Aulia memberikan bonus gantungan kunci bunga pinus asli Pegunungan Welirang buat pembaca bukunya. ”Benda itu menguatkan aroma dan cerita yang tersaji dalam novel. Masih ada tambahan bonus cangkir eksklusif lho,” katanya.
Sebuah cangkir eksklusif di antara tumpukan novel itu adalah salah satu dari bonus yang diberikan Aulia Manaf buat pembeli bukunya selain gantungan kunci bunga pinus asli Pegunungan Welirang. Kedua benda itu menguatkan aroma dan cerita yang tersaji dalam --

Sejatinya, novel kedua Aulia ini adalah novel perdananya. Ditulis pada awal 2019, naskah sudah dikirim ke Penerbit Andi pada pertengahan tahun. 

Namun pandemi Covid-19 datang pada 2020. Itulah yang membuat penerbit tak aktif sehingga berdampak pada nasib naskah Aulia. ”Kalau dihitung ya terbengkalai selama hampir tiga tahun,” katanya.

Pada pertengahan 2020, Aulia menulis Hidden Love (Sekuat Apa Kau Sembunyikan Cinta) untuk platform digital Storial.co. Berkisah tentang seluk beluk dunia penerbitan dan kisah cinta tersembunyi yang belum tuntas,

Beruntung, novel yang diikutkan sayembara pada 2021 itu terpilih untuk dicetak gratis oleh Penerbit Jagat Litera. Tak heran jika novel keduanya malah terbit duluan.

Kategori :