Demonstrasi Besar di Tiongkok, Ribuan Polisi Jaga Kota-Kota Besar

Selasa 29-11-2022,22:59 WIB
Reporter : Doan Widhiandono
Editor : Doan Widhiandono

BEIJING dan Shanghai dijaga polisi. Juga tentara. Jumlahnya sangat banyak. Itulah kondisi kota besar tersebut, Selasa, 29 November 2022, setelah demonstrasi menolak lockdown bermunculan di Tiongkok.

Demonstrasi seperti itu memang sangat langka. Tidak pernah muncul sejak puluhan tahun lalu. Tetapi, frustrasi warga memang tak terbendung. Mereka stres karena bolak-balik lockdown.

Bahkan, demo itu mulai mengarah pada upaya pergantian pimpinan negeri. Banyak demonstran mengangkat kertas putih. Simbol ketatnya sensor di Negeri Panda tersebut.

Sejatinya, pada Senin malam, 28 November 2022, sudah ada rencana demo besar-besaran. Tetapi gagal. Jurnalis Agence France-Presse menyaksikan polisi dengan kendaraan berat turun ke jalan. Orang-orang yang akan berdemo pun ditelepon oleh aparat. Untuk memantau pergerakan warga.

Di Shanghai, toko-toko diperintahkan tutup pukul 22.00. Alasannya demi pengontrolan wabah. Aparat pun turun di kawasan bisnis.

Tak kurang dari selusin mobil berjajar di Jalan Wulumqi, salah satu pusat demo. Penjagaan ketat itu mungkin dimaklumi. Sebab, di situlah muncul seruan untuk mengganti kepemimpinan Tiongkok.

’’Kebijakan anti Covid ini memang terlalu ketat. Kebijakan itu justru membunuh banyak orang ketimbang Covid-nya sendiri,’’ kata lelaki 17 tahun yang tak mau menyebut nama. Menurutnya, ia langsung didekati polisi ketika melintas di Jalan Wulumqi.

Bahkan, salah seorang pejalan kaki langsung dicegat aparat. Langsung ditanyai alamat rumahnya. Orang itu menolak. Katanya, polisi tak punya hak menginterogasi tanpa alasan.

BACA JUGA: Insiden “Penjara” Disneyland dan Kebijakan Nol-Covid Tiongkok

Di Hangzhou, sekitar 170 kilometer dari Shanghai, juga ada penjagaan ketat. Protes terjadi sporadis di sejumlah kawasan. Sepuluh orang ditangkap. ’’Suasanya begitu kacau,’’ kata warga.

Pemerintah Tiongkok tentu bergeming. Masing-masing daerah tetap diminta menjalankan kebijakan anti-Covid 19 secara ketat. Mereka pun punya cara sendiri dalam menerapkan kebijakan itu. Di Urumqi, kata seorang pejabat, pemerintah setempat memberi bantuan sosial 300 yuan untuk warga miskin. Biaya kontrak rumah juga digratiskan selama lima bulan di beberapa kawasan.

Xinhua juga melaporkan bahwa pemerintah setempat dilarang memasang pagar pengaman di perumahan. Pagar itu biasanya didirikan ketika ada lockdown. Ini salah satu pertanda bahwa kebijakan anti-Covid itu mulai melunak. ’’Tiongkok tidak akan kacau. Negeri ini akan segera keluar dari bayang-bayang Covid-19 lebih cepat dari perkiraan kita,’’ ucap Hu Xijin, pengelola media Global Times. (Doan Widhiandono)

 

Kategori :