Diracun Sekali Gak Mempan, Diulangi, Sekeluarga Tewas

Rabu 30-11-2022,04:15 WIB
Oleh: Djono W. Oesman

Dijelaskan Harrison, sejumlah kecil pembunuhan dilakukan oleh psikotik dan anak-anak di bawah pengaruh obat-obatan. Tapi, sebagian besar dilakukan oleh dua jenis anak yang di masa kecil mengalani hal ini.

1) Korban kekerasan fisik yang terang-terangan. Dipukuli secara fisik.

2) Korban pelecehan psikologis yang halus, terselubung, dan tidak terlihat bagi orang luar. Bahkan, tidak disengaja oleh ortu, yang tujuannya untuk memacu agar anak lebih bersemangat hidup.

Dennis Harrison mengatakan: ”Kami sering melihatnya. Dan semua ceritanya sama. Para tetangga berkata: Tidak mungkin anak itu tega membunuh orang tua, karena ia anak baik. Juga, teman-teman pembunuh mengatakan: Ia anak baik, tidak kelihatan nakal.”

Namun, faktanya, anak itu membunuh ortu. Dan, semua orang yang mengenal keluarga tersebut heran.

Ulasan The Washington Post cuma analisis pakar psikologi forensik. Yang bisa jadi pelajaran bagi semua ortu dalam mendidik anak. Kalau anak terlalu dimanja, tentu bakal tidak dewasa. Sebaliknya, terlalu ketat disiplin, juga bisa berakibat negatif terhadap anak.

Keluar dari teori apa pun, di kasus Magelang, Dhio mengaku ke polisi bahwa dirinya didesak ortu, disuruh kerja untuk membantu kehidupan keluarga. Ditilik dari usia Dhio, ia sudah cukup waktu untuk bekerja. Apalagi, Abas baru saja pensiun.

Kendati, perkara itu masih disidik polisi. Semua hal masih digali polisi, yang kelak perkaranya akan dilimpahkan di pengadilan. Saat itulah akan terungkap motifnya. (*)

 

Kategori :