Tentu dengan komitmen tidak ada diskriminasi. Artinya, porsi tenaga kerja di setiap smelter baru harus lebih banyak melibatkan orang-orang Indonesia. Bukan malah sebaliknya. Seperti yang sempat diperdebatkan oleh Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan dan Jusuf Kalla beberapa waktu lalu.
Tentu saja juga tersimpan banyak harapan di balik hilirisasi itu. Salah satunya, agar didirikan banyak smelter baru di dalam negeri. Muaranya pun hanya satu. Yaitu supaya membuka lebih banyak lapangan pekerjaan.
“Sehingga kesejahteraan masyarakat dan ekonomi nasional pun bisa ikut terdongkrak,” tandasnya. Seharusnya, dalam konteks itulah pemerintah Indonesia harus bersikeras. Jika tidak, maka akan menjadi ironi bagi Indonesia yang menguasai lebih dari separo cadangan nikel dunia itu. (*)