Ini Deretan Principal Tim Formula Satu yang Berganti

Kamis 15-12-2022,04:00 WIB
Reporter : MA. Fauzan Al Riyadh Panjaitan
Editor : MA. Fauzan Al Riyadh Panjaitan

Musim balap 2022 menjadi tahun yang penuh kejutan bagi penggemar Formula Satu (F1). Setelah dikejutkan dengan saga transfer pembalap saat summer break, pensiunnya Sebastian Vettel, pindahnya Oscar Piastri di McLaren hingga Fernando Alonso yang hijrah ke Aston Martin. Kini saga transfer winter break juga merambah ke sektor tim principal.

Berita perpindahan petinggi tim di F1 ibarat petir di siang bolong. Mengejutkan berbagai pihak. Dimulai dari Senin (12/12) kemarin, tim principal Williams, harus angkat kaki dari paddock. Belum genap sehari berita kepergian tim principal usai, muncul lagi pemberitahuan Fred Vasseur yang hijrah dari tim satelit Alfa Romeo menuju tim utama, Ferrari.

Kepergiannya menuju tim asal Italia itu meninggalkan kursi kosong. Hal itu dimanfaatkan dengan baik oleh Andreas Seidl. Comebacknya Seidl ke Sauber-Alfa Romeo-Alfa Romeo disinyalir karena kesepakatan tim pabrikan asal Italia itu dengan Audi pada 2026 mendatang.

Kepindahannya ini tentu membuat kursi kepemimpinan McLaren benar-benar tidak terisi. Seolah mendapatkan serangan dadakan, tim pabrikan asal Britania Raya itu beberapa jam kemudian mengumumkan Andrea Stella akan mengemban tugas tim principal musim depan.

Berikut adalah rangkuman dari saga transfer tim principal yang terjadi hingga Selasa (13/12), kemarin.

Kepergian Tim Principal Williams

Tak ada hujan tak ada angin, tim asal inggris, Williams tiba-tiba mengumumkan kepergian Jost Capito, selaku Tim Principal pada Senin, 12 Desember kemarin. Hengkangnya pria kebangsaan Jerman tersebut tidak dapat diprediksi karena belum ada rumor adanya kepindahan dirinya.

Pasalnya, setelah mengakuisisi kepemilikan Williams, pemilik barunya, Dorilton Capital lah yang membuat Capito turun gunung untuk menjadi bagian dari Williams pada musim 2020. Setelah sebelumnya ia sedang di masa pensiunnya menghindari hiruk pikuk paddock F1.


Kepergian Jost Capito di tim Williams mengejutkan banyak pihak. sumber: Twitter.com

Di masa dua tahun itu, banyak perubahan yang terjadi di tim yang identik dengan warna putih biru itu. Ia mencoba membangun tim kembali dari nol, termasuk membawa salah satu anak kepercayaannya, Demaison- yang bekerja di Volkswagen ketika pernah bekerja bersamanya di project reli sebagai kepala teknis Williams.

Usahanya perlahan-lahan membuahkan hasil. Setahun setelah dipilihnya pria berusia 64 tahun itu, Williams berhasil mendapatkan podium melalui pembalap asal Britania Raya, George Russell. Hasil itu juga membuat mereka finis kedelapan juara konstruktor.

Dilansir dari laman resmi formula1.com, Josh Capito mengucapkan salam perpisahannya kepada tim yang telah dirawatnya selama dua tahun dan mendoakan yang terbaik untuk masa depan pabrikan asal Inggris tersebut.

Efek Domino Mattia Binotto Hingga Andrea Stella

Beberapa minggu pasca didepaknya Mattia Binotto sebagai tim principal Ferrari, muncul berbagai nama-nama besar yang berdatangan untuk menggantikan suksessor pria asal italia itu. Salah satu nama yang santer diberitakan akan merapat di tim Kuda Jingkrak adalah Fred Vasseur.

Setelah melakukan kesepakatan kerjasama dengan Audi untuk menjadi tim pabrikan mereka tahun 2026 mendatang, praktis masa depan Sauber-Alfa Romeo-Alfa Romeo aman dalam beberapa tahun mendatang. Godaan untuk mengepalai tim besar Ferrari membuat Vasseur mempertimbangkan tawaran tersebut.

Pria kebangsaan Perancis itu memiliki segudang pengalaman bersama tim Renault, termasuk berhasil mengangkat kesuksesan di tim formula junior. Namun kedatangan Audi juga membuatnya berpikir dua kali menenetap di tim pabrikan yang identik dengan warna merah putih itu.

Hubungan Vasseur dengan Rausing serta grup Sauber-Alfa Romeo membuatnya sangat transparan saat ada tawaran tim kuda jingkrak itu masuk. Berminggu-minggu memutuskan masa depannya.

Akhirnya Vasseur berpisah baik-baik dengan Sauber-Alfa Romeo-Alfa Romeo dan menandatangani kontrak dengan Ferrari. Pendekatan straightforward ini sangat diapresiasi oleh Sauber-Alfa Romeo agar mereka dengan gesit mencari penganti tim principalnya.


Anderas Seidl reuni kembali dengan Sauber Grup musim depan. sumber: twitter.com

Sebelum itu, pihak Audi- yang notabene akan menjadi bagian dari Sauber-Alfa Romeo telah mengontak Andreas Seidl agar bereuni dengan Volkswagen Group. Seidl sudah cukup lama bekerja di anak perusahaan Audi, Porsche yang mana telah mengangkat juara tiga kali 24 Hours Le Mans.

Ketika Vasseur memberi tahu mereka tentang keterterikannya hijrah ke Ferrari, pembicaraan dengan Seidl diperceat dan kesepakatan dilakukan. Ia akhirnya didapuk menjadi CEO Grup Sauber-Alfa Romeo. Langkah Audi terbilang cerdas mengingat rekam jejak pria kebangsaan Jerman itu cukup baik. Ia mengubah McLaren merangkak di posisi papan tengah konstruktor selama menjabat.

Kehilangan petinggi terbaiknya, McLaren tidak terlena. Sama halnya dengan Vasseur-Sauber-Alfa Romeo, Seidl cukup transparan dengan CEO McLaren, Zak Brown perihal keinginan reuninya. Namun yang tidak diduga oleh Brown adalah waktu yang tidak tepat.

Pasalnya, banyak sumber mengatakan bahwa Seidl dan McLaren akan tetap bersama hingga tahun 2025, lalu kemudian hijrah ke Audi untuk memimpin proyek F1 mereka. namun karena kepergian Binotto lebih awal, yang menyebabkan efek domino perginya Vasseur dari Sauber-Alfa Romeo. Menyebabkan Sauber-Alfa Romeo menggaet Seidl lebih awal.


Andrea Stella mengisi kursi kosong tim principal McLaren musim depan. sumber: Twitter.com

Situasi tersebut membuat Brown setuju untuk melepasnya. Dewan petinggi McLaren pun mengatakan bahwa harus ada pengganti yang sepadan dengan pria kebangsaan Jerman itu. Mclaren pun akhirnya mempromosikan Andrea Stella. Ia selalu menjadi pilihan nomor satu McLaren. Karakter dan kinerjanya dihormati oleh kompatriotnya di seluruh paddock.

Struktur dan kinerja Seidl menciptakan lingkungan yang baik bagi McLaren. Inilah yang harus diperjuangkan oleh Stella. Ia harus sigap dan memperbaiki kesalahan pendahulunya itu untuk membuktikan bahwa ia juga cukup pantas memimpin tim pabrikan asal Britania Raya. (Affan Fauzan)

Kategori :