Gus Ipul Targetkan Kota Pasuruan Tahun 2026 Bebas Rumah Tidak Layak Huni

Rabu 21-12-2022,17:20 WIB
Reporter : Lailiyah Rahmawati
Editor : Yusuf Ridho

PASURUAN, HARIAN DISWAY - Wali Kota Pasuruan Saifullah Yusuf atau Gus Ipul menghadiri peringatan Hari Bhakti PUPR Ke-77 tahun 2022. Kegiatan itu diselenggarakan Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (PRKP) bersama Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Pasuruan di Gedung Gradika Bhakti Praja, Rabu, 21 Desember 2022.

Peringatan Hari Bhakti PU itu digelar sebagai momentum bagi Dinas PRKP dan Dinas PUPR untuk terus meningkatkan semangat kekompakan serta kesidiplinan dalam melaksanakan tugas. Dengan demikian, dapat sigap membangun Kota Pasuruan terkait pelayanan di bidang infrastruktur untuk turut mewujudkan Pasuruan Kota Madinah. 

Rangkaian peringatan Hari Bhakti PU  itu diawali dengan penyerahan penghargaan kepada penerima bantuan RLTH. Itu bentuk apresiasi telah melaksanakan pembangunan dengan baik. 

Wali Kota Pasuruan Saifullah Yusuf yang pada kesempatan ini membuka acara peringatan Hari Bhakti PU secara langsung menyampaikan bahwa program bantuan RLTH itu menjadi salah satu hak dasar masyarakat yang harus dipenuhi sebagai wujud membangun infrastruktur daerah dengan baik. 

”Jika infrastruktur pada suatu daerah sudah terbangun dengan baik, mampu menciptakan masyarakat yang sejahtera. Masyarakat dikatakan sejahtera bila terpenuhi dua kriteria. Pertama, perihal kesehatan masyarakat dan yang kedua adalah pendidikan,” ujarnya.

Dalam hal ini, Dinas PUPR bersama Dinas PRKP bergandeng tangan berkolaborasi dan bekerja keras membangun infrastruktur dasar di Kota Pasuruan untuk turut menciptakan rumah sehat yang layak huni.

”Salah satu program kami saat ini membantu masyarakat Kota Pasuruan yang rumahnya belum layak huni. Harapannya, rumah tidak layak huni akan terus berkurang, hingga 2026 Kota Pasuruan bebas rumah tidak layak huni,” jelas Gus Ipul.

Lebih lanjut, Gus Ipul menyampaikan bahwa rumah tidak layak huni menjadi salah satu tantangan bersama, sarana sanitasi yang tidak sehat akan berisiko menimbulkan banyak penyakit. Salah satunya, stunting yang saat ini sedang diperangi bersama-sama.

”Ada ukuran dan indikator yang harus dipenuhi untuk melihat seberapa jauh sebuah rumah dapat disebut sebagai rumah sehat dan layak huni. Salah satunya adalah kecukupan fentilasi dan sarana air bersih untuk menjaga kesehatan anggota keluarga di dalamnya,” paparnya. (*)

 

Kategori :