BRIGHTON, HARIAN DISWAY - Alexis Mac Allister membawa Argentina Juara Dunia 2022. Kontraknya habis 2025 dengan opsi perpanjangan setahun di Brighton and Have Albion.
Kontrbusinya pun tidak kalah mentereng dibanding kompatriotnya, Rodrigo De Paul ataupun Enzo Fernandez. Bermain enam kali, pria 23 tahun itu selalu starter dari babak penyisihan grup hingga partai final mengalahkan sang petahana, Perancis melalui drama adu penalti. Ia hanya melewatkan satu partai pembuka kontra Arab Saudi, dengan koleksi satu gol dan satu asis.
Kekalahan di laga perdana kontra Arab Saudi menjadi berkah bagi pria keturunan Irlandia itu. Pelatih Argentina, Lionel Scaloni memberinya tugas sebagai gelandang yang mengalirkan bola dari fase pertahanan ke fase menyerang. Bermain sebagai sayap kiri kontra Meksiko, ia langsung dipercaya menjaga lini tengah.
Di level klub juga tak kalah penting. Dua tahun dipasang sebagai playmaker nomor 10, musim ini ia selalu dipercaya menjaga pos nomor 6 oleh Roberto De Zerbi, pelatih anyar Brighton.
Peran anyarnya sebagai deep-lying midfield membuahkan hasil. Selama 14 pertandingan bersama the seaguls –julukan Brighton- ia telah mengantongi 5 gol.
Paska gelaran akbar itu, banyak yang mulai melirik jasanya. Setelah namanya melambung, tentu ia tak akan bertahan di klub medioker.
De Zerbi pun ancang-ancang memagar sang gelandang serba bisa. Harganya tentu makin mahal, Namun, mantan pelatih Shaktar Donesk itu memberi kebebasan Mac Allister untuk memilh posisi yang diinginkan.
“Aku tidak tahu apakah dia lebih baik bermain sebagai playmaker atau jauh 20 meter di belakang penyerang. Aku akan berbicaranya ketika ia kembali. Aku sebenarnya menyukai posisinya di posisi yang lain (lebih dalam)”, terang De Zerbi dilansir The Athletic.
“Aku sudah bicara dengan ayahnya (Carlos) di lain waktu dan dia mengatakan padaku bahwa dia lebih menyukai posisi di Argentina, tapi posisi itu sudah terisi (Adam) Lallana dan Lallana adalah guru (lebih senior, Red)”, Lanjutnya.
Ini membuat pelatih asal Italia tersebut dilema. Di satu sisi ia harus membuat Mac Allister nyaman dengan posisi yang diinginkan, di sisi yang lain ia harus menghadapi pemain yang lebih berpengalaman di posisi yang sama.
Jika ia mengambil keputusan yang salah, pintu keluar akan dibuka lebar-lebar oleh Mac Allister di bulan Januari nanti. Apalagi baru-baru ini namanya selalu dikaitkan dengan klub elit London: Chelsea, Arsenal, hingga Tottenham Hotspur. Ketiga klub itu sedang mencari gelandang yang dapat menjadi inisiator serangan, peran deep-lying midfield dengan formasi dua pivot.
Apalagi Chelsea sedang kehilangan pemain andalannya, N’golo Kante yang cedera. Kemungkinan terburuk, the blues mengembalikan Dennis Zakaria ke Turin Januari nanti karena minim perform dan tak cocok dengan skema Graham Potter.
Masuknya Mac Allister di Chelsea akan memberi angin segar di lini tengah. apalagi, juru taktik baru, Potter juga mantan pelatih Brighton. Sama seperti Marc Cucurella, ada kans untuk bereuni bersama pelatih Inggris itu. Bonusnya, Mac Allister akan debut ajang piala si kuping besar alias Liga Champions.
Sama halnya dengan Chelsea, Spurs –sebutan Tottenham Hotspur- dan Arsenal juga membutuhkan gelandang serba bisa. Apalagi mereka membutuhkan kedalaman skuad untuk dapat mengarungi kompetisi eropa: Spurs di Liga Champions, sedangkan Arsenal di UEFA Europa League.
Performa luar biasanya musim ini membuat harga jual sang gelandang melambung tinggi. Dilansir dari Transfermarkt, market value Mac Allister naik 10 juta EUR paska Piala Dunia menjadi 42 juta EUR. Padahal per September musim ini, harganya hanya berkisar 32 Juta EUR.
Bukan tidak mungkin bagi klub elit Liga Inggris dan Eropa untuk menebus kontraknya. Awal musim panas ini mereka sudah kehilangan tiga pemain pilar mereka: Cucurella, Yves Bissouma dan Neal Maupay. Dua dari mereka singgah ke tim elit Liga Inggris.
Rekor buruk mempertahankan pemain ini ditambah dengan ditebusnya sang pelatih, Potter di pertengahan musim berjalan menuju London Biru. tim semenjana ini harus menerima kenyataan bahwa mereka sulit menolak tawaran jika uang yang datang lebih menggiurkan. Termasuk kepergian gelandang Argentina itu.
Namun Mac Allister tak ambil pusing dengan berbagai rumor yang beredar. Terbaru, ia Ia sedang menikmati liburan selama dua minggu. Sebagai kredit dari usaha dan pencapaiannya selama bertanding di Qatar dan akan bergabung kembali bersama the seaguls Januari tahun depan. (Affan Fauzan)