’’BENEDIKTUS, semoga kebahagiaanmu menjadi paripurna ketika engkau mendengar suara Tuhan, sekarang dan selama-lamamanya.’’ Kalimat itu mengalir dari bibir Paus Fransiskus di Lapangan Santo Petrus, Vatikan, 5 Januari 2023. Paus berumur 86 tahun itu memimpin upacara pemakaman pendahulunya, Paus Emeritus Benediktus XVI.
Ribuan umat memenuhi lapangan di depan Basilika Santo Petrus tersebut. Mereka bergabung dengan para kardinal, pejabat rohani senior gereja Katolik, yang berjubah merah. Di antara umat itu juga terdapat para biarawan dan biarawati yang juga sedang berkabung. Misa requiem (misa arwah) tersebut diselenggarakan dalam bahasa Latin. Khotbah oleh Paus Fransiskus dilakukan dalam bahasa Italia.PENUHNYA LAPANGAN Santo Petrus, Vatikan, 5 Januari 2023, saat misa pemakaman Paus Emeritus Benediktus XVI.-FILIPPO MONTEFORTE-AFP- Menutup misa tersebut, Paus Fransiskus memberkati peti mati itu dengan tanda salib. Paus asal Argentina itu lalu menunduk. Takzim. Seperti mengucapkan selamat tinggal dalam hati. Setelah itu, peti dari kayu sederhana itu—tanpa ukir-ukiran yang indah—dibawa ke dalam Basilika. Kesederhanaan itu memang permintaan Benediktus XVI. Rohaniwan asal Jerman itu ingin meninggal dalam kebersahajaan. Kini, Benediktus XVI menghuni Grotto (ruang bawah tangah) Vatikan. Persis di makam mendiang Paus Yohanes Paulus II. Saat ditahbiskan sebagai Beato (orang yang diberkati Tuhan, sebelum diangkat menjadi santo atau orang suci) pada 2011, Yohanes Paulus II dipindahkan dari makam itu. Ia kemudian benar-benar menjadi diangkat menjadi santo pada 2011. (Doan Widhiandono)