SUDAH kurang lebih tiga tahun umat manusia ''dipaksa'' hidup berdampingan dengan Covid-19. Tak hanya itu, banyaknya subvarian Covid-19 juga membuat masyarakat harus terus waspada. Kali ini, muncul berita bahwa virus itu punya varian anyar. Namanya, Orthrus. Nama resminya, subvarian Omicron CH.1.1. Seakan belum puas dengan varian baru yang muncul pada Januari lalu, Kraken atau XBB 1.5.
Para peneliti dari Ohio State University di Columbus, Ohio, yang pertama kali menemukan varian baru tersebut. Para peneliti itu mengeklaim bahwa varian Orthrus merupakan mutasi dari varian Delta serta varian BA.4 dan BA.5.
Nama dari varian itu diambil dari anjing berkepala dua padamitologi Yunani. Dikutip dari Medpage Today, diketahui bahwa varian tersebut telah menyumbang dua persen kasus Covid di Amerika Serikat. Juga seperempat kasus di Inggris dan Selandia Baru per Januari 2023. Itu berdasar data dari Pusat Pengendalian Penyakit (CDC AS).
Shan Lu Liu MD PhD, salah seorangpeneliti dari Ohio State University, mengungkapkan bahwa Orthrus dan CA3.1–yang juga varian baru–memiliki ketahanan netralisasi yang lebih kuat daripada pendahulunya, yakni XBB, XBB.1, dan XBB.1.5.
Selain itu, varian tersebut juga dikenal lebih cepat menular dan bisa menembus kekebalan vaksin. Oleh karena itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) terus memantau perkembangan varian Orthrus dan lainnya yang turut menyumbang peningkatan kasus di Eropa. Tak terkecuali BQ.1 dan BQ.1.1.
Tren Covid di Indonesia sudah menunjukkan penurunan. Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Sadikin pun mengungkapkan bahwa sudah membicarakan status endemi di Indonesia dengan WHO. Namun, meskipun begitu, masyarakat tetap diharapkan untuk selalu waspada. (Alifia Kamila)