SIAPA giat, dia dapat. Begitu nasihat yang sering kita dengar untuk mereka yang ingin sukses. Dalam artian, tak akan ada kesuksesan tanpa diawali dengan pahitnya perjuangan.
Namun, agaknya kadang-kadang tidak melulu mesti begitu juga alurnya. Ada yang suksesnya karena punya privilege dari sejak nenek moyangnya. Ada pula yang suksesnya karena menghalalkan segala cara. Pun ada yang suksesnya karena faktor hoki belaka.
Misalnya, sudah berusaha mati-matian sedari lahir, tapi tetap gitu-gitu aja. Sedangkan tetangganya, yang tak lama memulai usahanya, malah langsung jadi OKB: orang kaya baru.
BACA JUGA:Cheng Yu Pilihan Pendiri Shahua, Salatiga, Hu Jielin: Hui Ren Bu Juan
Contohnya lagi, tidak pernah melakukan apa-apa, eh malah ketiban rezeki nomplok. Seperti kisah yang mengilhami pepatah "守株待兔" (shǒu zhū dài tù) yang artinya menjaga pohon untuk menunggu kelinci datang itu.
Syahdan, seorang petani yang setelah seharian menanam padi, tidur di bawah pohon untuk melepas lelah. Di tengah ngoroknya, ia dikagetkan oleh seekor kelinci yang menabrak pohon tempatnya tidur dan kelenger seketika.
Si petani senang tak alang kepalang. Ia segera beranjak dari istirahatnya untuk membawa kelinci ini pulang agar dijadikan hidangan lezat oleh istrinya.
Dari situ, ia memutuskan berhenti susah-susah banting tulang, untuk selanjutnya leyeh-leyeh di bawah pohon yang sama, menanti kelinci lain bernasib serupa.
Bukannya mujur, padinya yang tak terurus lantaran waktunya ia habiskan untuk hil yang mustahal, menjadikan keluarga dan dirinya kelaparan lalu mati.
Shanti Olivia Chandra yang kini bekerja di asisten manajer binis Harian Disway menjadikan fabel tersebut sebagai pengingat bahwa, seberapa sulitpun jalan mewujudkan cita-cita, tetap tidak boleh menyerah dan berpangku tangan berharap keajaiban. (*)