Serial Geliat Masjid Perumahan (Seri 4): Masjid Al Iklhas, Sidoarjo; Sarang Labah yang Eco-Friendly

Minggu 26-03-2023,09:20 WIB
Reporter : Eko Setyawan
Editor : Heti Palestina Yunani

SIDOARJO, HARIAN DISWAY - Benar-benar sat set wat wet. Hanya dikerjakan selama 8 bulan -pertengahan tahun 2018 hingga Mei 2019- pembangunan masjid di Taman Athena, blok paling depan perumahan mewah Puri Surya Jaya, Sidoarjo, itu rampung. Melalui rembukan anggota grup WhatsApp panitia halal bihalal Idul Fitri warga.

Sebulan proses pembangunan masjid itu mulai terlihat progresnya, warga perumahan maupun pengguna jalan di area pembangunan, antusias mengapreasiasi.

Apalagi setelah diterjunkan sebuah alat berat di area pembangunan. Bak magnet buat siapa saja yang ingin untuk membantu menyelesaikan biaya pembangunan yang menelan Rp 2 miliar.

 ”Saat alat berat, beko diterjunkan di area pembangunan, sumbangan dana dari masyarakat mengucur deras. Itulah mengapa masjid begitu cepat sekali dibangun,” kata Redhi Setiadi, ketua takmir masjid.

Dari sekian cerita ada yang mengharukan. Terlihat dari tangkapan layar CCTV yang ada di pos satpam Taman Athena, ada sosok wanita petugas kebersihan yang mendukung pembangunan. Wanita itu setiap hari menyapu jalan perumahan. Ternyata saban hari dia menyisihkan rezekinya untuk menyumbang. Memasukkan uang ke kotak amal yang disiapkan oleh panitia di depan area pembangunan masjid. ”Itu yang membuat kita terharu. Dia tak pernah bolong untuk menyumang,” tutur Redhi.

Semua terilhami dan mendapatkan pelajaran yang sangat berharga darinya. ”Rezekinya yang mungkin jauh lebih tinggi dari beliau mestinya pandai bersyukur untuk terus melakukan amal kebaikan. Maka kotak amal bersejarah itu kami simpan. Sebagai pengingat proses,” lanjutnya.

Melihat hal itu, panitia pembangunan masjid yang tergabung dalam grup WhatsApp semakin bersemangat menyosialisasikan pembangunan masjid besar yang berada di pintu masuk salah satu perumahan mewah di Sidoarjo itu.


Kotak infak yang sudah ada sejak awal pendirian Masjid Al Ikhlas. Kotak ini punya kenangan tentang proses pembangunan.-Syahrul Rozak-

”Sumbangan yang masuk untuk membantu pembangunan masjid itu sangat fantastis. Antara Rp 40 juta hingga Rp 100 juta. Itu amanah besar. Pengurus terus menggerakkan memakmurkan masjid,” ujar pria yang juga konsultan tata kelola pemerintahan salah satu lembaga internasional itu.

Selain itu, pembangunan yang super-ekspres itu juga berkat kerendahan hati seorang tokoh di perumahan. Ia rela mewakafkan dua kavling tanahnya untuk didirikan masjid.


Bangunan lantai dua Masjid Al Ikhlas yang menjadi kebanggaan warga blok Taman Athena. Masjid ini kini terkenal dengan Masjid sarang lebah.-Syahrul Rozak-

Padahal sebelum tanah berukuran 2 kali 8x15 meter persegi itu diwakafkan, hendak ia didirikan sebagai tempat ngopi. ”Dua kali kami sowan (berkunjung), ke kediaman beliau yang kami panggil dengan Abah Yono,” ujar Redhi.

Kunjungan pertama untuk pamit membeli tanah. Tapi Abah Yono yang bernama lengkap H. Wiharso Suyono minta panitia kembali beberapa hari kemudian. Pada kunjungan di hari kedua itulah, panitia menerima kabar menggembirakan.

” Abah Yono mewakafkan dua kavling tanah miliknya. Untuk dibangun masjid. Dengan catatan, setiap proses desain bangunan terlebih dulu diserahkan ke Abah Yono. Langsung kami mencari arsitek yang berkompeten. Sekaligus memintakan hitungan biayanya sekalian,” kata Redhi.

Dalam proses desain, panitia menitipkan empat hal. Pertama, masjid bisa menjadi ikon Taman Athena. Syukur-syukur menjadi ikon Puri Surya Jaya. Kedua, masjid yang ramah lansia dan wanita. Ini dengan harapan, jamaah yang mayoritas adalah lansia dan wanita, semakin sregep beribadah dan jamaah ke masjid.

Dengan desain itu, bangunan memiliki tiga ruang. Ruang di area basement bisa dimanfaatkan para lansia atau ibu-ibu muslimat melakukan kegiatan keislaman. Ketiga, masjid ramah anak-anak dan disabilitas. Itu, agar semua umat muslim berbagai latar belakang dapat nyaman beribadah ke masjid. Maka bangunan masjid terdapat dua lajur. Lajur tangga dan lajur lintasan datar yang sedikit miring. Hingga ke ruang lantai dua.


Pelaksanaan salat di Masjid Al Ikhlas terasa nyaman karena di sini terasa sejuk meskipun tanpa ada AC.-Syahrul Rozak-

Poin keempat, ramah lingkungan. Sebab masyarakat bekerja di kantoran sudah terbiasa dengan suasana ruang ber AC. Maka di area masjid pun didesain terbuka. Tanpa pagar. Memanfaatkan lubang-lubang dinding untuk sirkulasi udara ruangan. Bahkan tumbuhan hias yang tertata rapi di dalam dan sekitaran masjid menjadikan suasana asri, dan masjid yang sejuk tanpa AC.

”Kita berinisiatif agar desain masjid tidak lagi ber AC. Jadilah masjid ini yang jika di kalangan arsitek, terkenal bergaya bangunan sarang lebah itu. Memanfaatkan lubang-lubang dinding untuk sirkulasi udara,” terang Redhi.

Secara keseluruhan, masjid berkonsep eco-friendly itu sesuai dengan harapan Abah Yono. Setelah masjid berkapasitas 400 jamaah tersebut rampung, masyarakat senang, lantas berbondong-bondong meramaikan masjid. Menjadi jujukan masyarakat berbagai kalangan. Karena lokasinya masjid strategis.

Meskipun di kawasan perumahan mewah, tetapi berada di pinggir jalan kabupaten. ”Kami bersyukur, pembangunannya cepat sekali. Jauh dari perhitungan kami, yang akan selesai dua tahun. Prediksi itu, karena minimnya antusias dari warga," ujar

Menjelang Ramadan 1444 Hijriah, pengurus masjid sudah mulai menyusun berbagai acara. Salah satunya menggelar kegiatan bernafaskan Nahdlatul Ulama (NU). Seperti tadarus harian. Juga menyalurkan paket berbuka puasa, dongeng Islam, dan buka puasa anak, lomba anak, berbagai acara kajian sebelum salat tarawih maupun usai salat subuh, iktikaf dan sahur bareng. (Heti Palestina Y-Eko Setyawan)

Indeks: Masjis Al Ikhlas, Perumahan Delta Sari Indah, Sidoarjo, BACA BESOK

Kategori :