SURABAYA, HARIAN DISWAY - Pertemuan antara Ketua Umum PSSI Erick Thohir dan Presiden FIFA Gianni Infantino di Eropa diklaim membuahkan hasil manis. Erick menyebut Indonesia terhindar dari sanksi berat dari induk olahraga sepak bola dunia tersebut usai batal menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023. Sebagai gantinya, FIFA hanya menjatuhkan sanksi administrasi untuk Indonesia.
Kegagalan Indonesia menggelar Piala Dunia U-20 2023 begitu menghebohkan jagat sepak bola nasional. Apalagi, keputusan FIFA untuk mencabut status Indonesia sebagai tuan rumah dilakukan pada penghujung Maret lalu. Padahal, Piala Dunia U-20 2023 seharusnya dilaksanakan pada Mei-Juni mendatang.
Tentu saja pencabutan status Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 itu menjadi kiamat kecil bagi sepak bola dalam negeri. Persiapan selama bertahun-tahun menjadi sia-sia begitu saja. Stadion-stadion yang sudah direnovasi dan dipersiapkan terpaksa batal menggelar Piala Dunia. Pun demikian dengan berbagai aksesori maupun pernak-pernik yang berhubungan dengan Piala Dunia. Semuanya menjadi mubazir.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) sampai berujar bahwa ia dibuat pusing bukan main dengan urusan sepak bola ini. Jokowi memerintah Erick Thohir untuk memastikan FIFA tidak menjatuhkan hukuman berat kepada Indonesia. Erick berangkat ke Eropa pada awal pekan ini. Misinya adalah bertemu dengan Gianni Infantino. Upaya Erick itu membuahkan hasil manis.
”Saya hanya bisa berucap alhamdulillah atas rahmat Allah SWT dan doa dari seluruh rakyat Indonesia. Khususnya para pencinta sepak bola. Indonesia bisa terhindar dari sanksi berat pengucilan dari sepak bola dunia. Istilahnya, Indonesia hanya mendapat kartu kuning, tidak kartu merah,” ujar Erick dalam keterangan resminya pada Kamis malam, 6 April 2023.
Erick yang saat ini tengah berada di Paris, Prancis, mengungkapkan, dirinya mendatangi FIFA sesuai dengan perintah Jokowi. Erick bernegosiasi sekaligus mempresentasikan kepada FIFA tentang cetak biri (blueprint) transformasi sepak bola Indonesia. Saat bertemu Gianni Infantino, Erick juga menjabarkan komitmen pemerintah Indonesia dalam merenovasi 22 stadion yang dapat dipakai untuk kegiatan tim nasional dan liga.
”FIFA hanya memberikan sanksi administrasi berupa pembekuan dana FIFA Forward untuk keperluan operasional PSSI. Hal itu akan ditinjau kembali setelah FIFA mempelajari strategi besar pengembangan sepak bola Indonesia,” ungkap pria yang menjabat menteri BUMN tersebut.
Bagi Erick, sanksi administrasi yang diberikan FIFA adalah tamparan agar Indonesia terus berbenah. Menjadi lebih baik di semua sektor. ”Dengan sanksi ini, kita masih terus melanjutkan program transformasi sepak bola bersama FIFA. Dengan sanksi ini, kita tidak dikasih kartu merah, tapi kartu kuning. Sehingga bisa bermain dan berkompetisi di SEA Games pada akhir bulan ini,” tuturnya. (*)