Segala kemudahan itu menjadi bukti bahwa tidak ada lagi alasan untuk tidak menuntut ilmu di era yang serbacanggih ini. Setiap orang hendaknya memanfaatkan fasilitas tersebut sebaik-baiknya karena hanya dengan modal internet siapa saja dapat belajar dan mengikuti perkembangan ilmu yang sangat cepat.
Ilmu berkembang secara terus-menerus seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi. Sebab, tren kebutuhan manusia cenderung berubah dari masa ke masa. Saat ini banyak bermunculan ilmu-ilmu baru sebagai bentuk pengembangan ilmu-ilmu yang telah ada sebelumnya.
Sebagai contoh, dulu ilmu bisnis konvensional membahas tentang transaksi jual beli yang mengharuskan penjual dan pembeli bertemu dalam sebuah tempat. Namun, lahirnya era digital telah mengubah banyak sektor bisnis sehingga digitalisasi bisnis tidak dapat terelakkan. Sebagai akibatnya, berkembang sebuah ilmu bisnis digital di mana dalam perjalanannya ilmu itu juga sangat membutuhkan peran ilmu-ilmu terbaru seperti ilmu komputer dan turunannya.
Singkatnya, saat ini ilmu telah berkembang sangat kompleks dalam menjawab kebutuhan zaman sehingga wajib bagi siapa pun untuk terus-menerus meng-update ilmu-ilmu mutakhir yang relevan dengan kebutuhan saat ini.
Refleksi Hari yang Fitri
Konsistensi dalam mempelajari dan mengikuti perkembangan ilmu dinilai menjadi hal yang penting dilakukan bagi siapa pun. Kompetensi dan kualitas diri seseorang sangat ditentukan ilmu yang dipahaminya. Ilmu tidak akan punah apabila terus dipelajari, dikembangkan, dan diwariskan kepada generasi-generasi selanjutnya.
Upaya itu merupakan siklus yang berkelanjutan dan tidak boleh berhenti pada momen tertentu saja. Apabila seorang muslim menjadikan Ramadan sebagai awal untuk menumbuhkan semangat mempelajari ilmu, semangat itu setidaknya dapat membekas di benaknya sampai kapan pun.
Satu bulan Ramadan kiranya tidak akan cukup untuk terus mempelajari dan mendalami samudra ilmu yang begitu luas. Masih terdapat perjalanan panjang yang mesti ditempuh oleh seorang pembelajar dalam mencari ilmu yang dapat memberikan manfaat bagi dirinya maupun orang lain.
Seusai Ramadan, setiap muslim akan mendapati hari kemenangan Idulfitri yang penuh sukacita atas segala perjuangan ibadah selama satu bulan penuh. Dalam suasana kebahagiaan Idulfitri, seorang muslim hendaknya juga tidak lupa melakukan refleksi diri atas pencapaian yang sudah diraih.
Setelah sebulan mereka dilatih untuk memperbanyak ibadah dan meningkatkan ilmu, saat Idul fitri inilah momen yang tepat untuk menilai diri sendiri. Terkait kualitas amal salih sudah sebaik apa yang telah dilakukan, lalu tentang ilmu sudah seberapa jauh dipelajari dan diterapkan dalam kehidupan. Apabila seorang muslim mampu merefleksikan dirinya dengan benar, segala ibadah saat Ramadan akan terasa lebih bermakna bagi dirinya.
Pada akhirnya, Idulfitri mampu menjadikan setiap muslim berbahagia karena keberkahan Ramadan telah berhasil menjadikan dirinya sebagai pribadi yang unggul dan berkualitas. Satu hal yang tidak kalah penting, Idulfitri sejatinya bukan momen yang menandai berakhirnya perjuangan selama Ramadan, melainkan sebuah awal untuk terus meningkatkan kualitas sumber daya yang dimiliki di masa depan. (*)
*) Anwar Ma’aruf, dekan Fakultas Vokasi Universitas Airlangga