Sejarah di Balik Hari Kebebasan Pers Sedunia dan Temanya Tahun ini

Rabu 03-05-2023,14:09 WIB
Reporter : Jessica Laurent
Editor : Heti Palestina Yunani

SURABAYA, HARIAN DISWAY - Tanggal 3 Mei diperingati sebagai Hari Kebebasan Pers Sedunia. Penetepan tersebut diproklamasikan oleh Majelis Umum PBB pada tahun 1993. Di balik penetapan tersebut, ada sejarah yang perlu diketahui masyarakat untuk memaknai peringatan ini. 

Peringatan Hari Kebebasan Pers Sedunia atau World Press Freedom Day berawal pada 1991 ketika kelompok jurnalis Afrika mengajukan banding pada konferensi UNESCO di Windhoek, Namibia. Dalam konferensi tersebut berhasil melahirkan Deklarasi Windhoek.

Pada deklarasi tersebut berisi dokumen sebagai dasar bagi pers yang bebas, independen, dan pluralis. Hingga akhirnya pada Desember 1993, Hari Kebebasan Pers Sedunia diresmikan oleh Majelis Umum PBB.

Sejak itu 3 Mei ditetapkan sebagai peringatan Hari Kebebasan Pers Sedunia sekaligus peringatan Deklarasi Windhoek. Pada peringatan ini, diharapkan menjadi pengingat bagi pemerintah untuk menghormati komitmen mereka terhadap kebebasan pers.   

Selain itu, Hari Kebebasan Pers Sedunia juga menjadi kesempatan untuk:

Merayakan prinsip-prinsip kebebasan pers.

Menilai keadaan kebebasan pers di seluruh dunia.

Membela media dari serangan terhadap independensi mereka.

Memberikan penghormatan kepada jurnalis yang kehilangan nyawanya saat menjalankan tugas.

Untuk memaknai peringatan ini, kita harus menghormati hak kebebasan pers dan kebebasan berekspresi untuk membangun masyarakat yang demokratis dan adil. Serta menunjukkan dukungan terhadap para jurnalis dan media massa yang bekerja untuk menyajikan berita atau informasi yang akurat dan objektif kepada masyarakat.

Hal ini juga sebagai momentum bagi masyarakat dunia untuk menunjukkan dukungan dan rasa solidaritas terhadap para jurnalis di seluruh dunia yang berjuang untuk kebebasan pers dan keadilan.


Sekretaris Jendral (Sekjen) PBB, Antonio Guterres kutuk meningkatnya ancaman pada jurnalis-Twitter @UNESCO-

Tahun 2023 ini, UNESCO mengangkat tema Shaping a Future Rights: Freedom of expression as a driver for all other human rights atau Membentuk Masa Depan Hak: Kebebasan berekspresi sebagai pendorong semua hak asasi manusia lainnya pada peringatan Hari Kebebasan Pers Sedunia.

 

Sekretaris Jendral (Sekjen) PBB, Antonio Gutteres menuliskan Stop deatining & imprisoning journalist for doing their jobs. Stop the threats & attacks. Stop the lies & disinformation. Stop targeting truth & truth-tellers. As journalists stand up for the truth, the world must stand with them. Di akun Twitter pribadinya @antonioguterres.

 

Artinya berhenti menahan dan memenjarakan jurnalis karena melakukan pekerjaannya. Hentikan ancaman dan serangan. Hentikan kebohongan dan disinformasi. Berhenti menargetkan kebenaran dan pengungkap kebenaran. Saat jurnalis membela kebenaran, dunia harus mendukung mereka. Sebuah seruan untuk menghentikan ancaman kepada para jurnalis di dunia. (Jessica Laurent)

Kategori :