HARIAN DISWAY – Pada awal dekade 2000an, musik Sum 41 mendominasi playlist anak muda. Lagu-lagu rock galau milik band asal Kanada itu menjadi soundtrack kisah cinta, persahabatan, dan pemberontakan generasi Milenial. Kini, setelah 27 tahun bermusik, Sum 41 memutuskan bubar.
’’Sum 41 akan bubar,’’ begitu pernyataan Sum 41 di akun Twitter resmi mereka. ’’Kami masih akan menyelesaikan rangkaian konser kami tahun ini. Dan kami bakal merilis album Heaven :x: Hell, yang bakal jadi album terakhir kami. Tentu saja, akan ada konser pemungkas untuk merayakan momentum kami bersama kalian,’’ tulis mereka.
Band beranggotakan lima orang itu tidak menjelaskan apa yang mendorong mereka bubar. Namun, dari pesan yang tertulis itu, dapat disimpulkan bahwa Deryck Whibley dkk menganggap ini waktu yang tepat untuk move on. Seperti fansnya, rata-rata personel sudah memasuki usia kepala empat. Ada yang ingin membangun karier solo. Ada juga yang ingin fokus kepada keluarga.
Hampir tiga dekade mengarungi dunia musik, band yang terkenal dengan lagu In Too Deep dan The Hell Song itu mengucapkan terima kasih kepada para fans.
’’Menjadi Sum 41 sejak 1996, kami sudah mengukir banyak sekali kenangan indah,’’ kata mereka. ’’Selamanya kami berterima kasih kepada fans. Baik yang sudah bersama kami dari awal, maupun fans-fans yang baru bergabung. Mereka telah mendukung kami dengan caranya masing-masing,’’ tulis band tersebut.
Sum 41 didirikikan oleh gitaris Deryck Whibley, drummer Steve Jocz, bassist Richard Roy, dan vokalis Jon Marshall pada 1999. Hanya setahun setelah merilis EP Half our of Power pada 2000, mereka langsung meledak lewat album debut, All Killer No Filler. Lagu andalannya, antara lain, In Too Deep, Fat Lip, dan Motivation.
Dalam 27 tahun, Sum 41 cukup sering berganti personel. Deryck Whibley menjadi satu-satunya anggota orisinal yang masih bertahan. Saat ini, formasi band itu diisi Dave Baksh, Jason McCaslin, Tom Thacker, dan Frank Zummo.
Fans menanggapi berita bubarnya Sum 41 dengan sedih, namun legawa. Mereka membanjiri kolom komentar di Twitter. ’’Ketika Blink 182 bersatu lagi, kita malah kehilangan Sum 41. Kita memang tidak boleh serakah,’’ tulis seorang netizen. ’’Mendengarkan lagu kalian telah membantuku melalui masa-masa berat. Terima kasih banyak,’’ fans lain, yang mengaku dari Jepang, berkomentar.
’’Lagu-lagu kalian menjadi soundtrack yang menghidupkan masa muda, tabuhan drum-mu menjadi penyemangat para pemberontak, dan nama kalian telah menjadi perwujudan asli dari genre punk rock. Terima kasih sudah pernah mewarnai hari-hariku dengan awesome,’’ tulis fans lain dengan emosional. ’’Kami akan merindukan kalian,’’ lanjutnya. Ah, kami juga! (*)
Sum 41, Band Rock Kesayangan Generasi Milenial, Bubar Setelah 27 Tahun
Selasa 09-05-2023,07:50 WIB
Editor : Retna Christa
Kategori :