Era Baru Anfield

Jumat 09-06-2023,14:59 WIB
Reporter : Bagus Aji

Jelang Liga Premier Inggris musim 2023/2024, Klopp telah siap dengan banyak kejutan untuk ”era baru Anfield”. Bukan tanpa alasan Klopp mencanangkan misinya musim depan. Sebab, musim lalu adalah siklus tujuh tahunnya yang selalu drop sepanjang karier melatihnya.

Visi Klopp seperti membangun kembali skuad Anfield, mulai sektor belakang hingga depan. Banyaknya sektor yang harus dibangun membuat Klopp harus lebih bijaksana dalam penggunaan anggaran.

Sebagai contoh saat Virgil van Dijk ke Anfield pada 1 Januari 2018, bek tengah milik Southampton FC itu telah diminati Klopp sejak merekrut Sadio Mane dari klub yang sama pada 1 Juli 2016. 

Namun, karena harga Van Dijk sangat mahal akibat banyak klub yang meminatinya, Klopp pun bersabar dan terus menjalin komunikasi dengan agen Van Dijk. 

Klopp punya filosofi sendiri dalam hal merekrut pemain. Siapa sangka, Van Dijk akhirnya memilih Liverpool di tengah musim 2017/2018. Faktanya di Inggris, Klopp salah seorang pelatih yang mampu menjalin hubungan baik secara ”psikologis” pemainnya sekaligus publik Anfield.

Sedikit flashback saat kedatangan Klopp ke Anfield. Pada konferensi pers pembukaannya, Klopp menggambarkan dirinya sebagai orang ”yang normal” dan Liverpool sebagai ”klub istimewa”. 

Ia menyatakan bahwa setiap orang yang terhubung dengan klub harus beralih dari orang yang ragu menjadi orang yang percaya.

Bisa dipahami, pada musim 2023/2024 nanti Liverpool FC hanya bermain di kompetisi kasta ke-2 Eropa (Liga Eropa), di samping liga domestik Inggris tentunya. 

Fakta itulah yang sedikit menyulitkan Klopp untuk mendatangkan pemain top Eropa ke Anfield. Namun, Klopp bisa sedikit lebih tenang untuk ”belanja pemain baru”.

Dukungan dana superfantastis sudah disiapkan dari konsorsium FSG (pemilik Liverpool FC). Dana di ”peti perang” untuk Klopp sebesar GBP 200 juta (sekitar Rp 3,7 triliun). Belum termasuk hasil penjualan dari beberapa pemain The Reds yang bisa dilepas pada musim panas 2023.

Pihak FSG masih percaya filosofi Jurgen Klopp. Yakni, filosofi bermain yang sangat emosional, sangat cepat, dan sangat kuat. 

Hal senada disampaikan salah seorang staf kepelatihan Klopp. ”Klopp telah menciptakan sebuah keluarga (Anfield). Kami selalu mengatakan 30 persen taktik, 70 persen pembangunan tim.” ucap Pepijn Lijnders.

Klopp juga menggambarkan pekerjaannya untuk ”membantu sebelas pemain melakukan hal yang benar di saat yang tepat”. Untuk mencapai itu, ia harus memperlakukan para pemainnya sebagai seorang individu. 

Klopp selalu menyediakan waktu pribadi untuk para pemain atau bahkan para staf kepelatihannya yang membutuhkan (check-in), semacam ngobrol pribadi secara teratur dalam banyak hal (pribadi atau pekerjaan). 

Misalnya, Klopp dan istri sering mengundang satu di antara mereka (pemain/staf/manajemen klub) di waktu tertentu sambil minum teh atau makan bersama di rumah pribadi Klopp.

Klopp juga aktif membangun hubungan antara klub dan para penggemarnya. Kedekatan emosional dari penggemar The Reds akan memberikan energi lebih kepada 11 pemain Liverpool di lapangan. Meski, The Reds harus melakoni laga tandang yang cukup jauh dari Stadion Anfield.

Kategori :