Kali ini ia menginterpretasikan relief candi ke dalam media kertas dan cat air. Meski ia telah berhasil memperlakukan cat air dari sekadar lukisan cat air yang biasa, tetap ada batas karena ukuran kertas yang terbatas. Ia perlu mengeksplorasi lagi media lain dalam karya-karya berikutnya. Misalnya, mengaplikasikan karya seni relief candi ke dalam kanvas.
Rupanya ia sudah memikirkan itu. Tampaknya ia sudah menyusun agenda baru untuk menampilkan karya baru setelah pameran Nyala Api di galeri milik Sitok Srengenge itu. Ia membocorkan telah menyiapkan sebuah pameran tunggal lagi di Sarang Gallery Yogyakarta milik maestro Putu Sutawijaya.
Yang pasti, Nyala Api Yoes Wibowo bukan sekadar pameran seni. Ia adalah pameran keberanian dari seorang perupa dari Jatim untuk menembus batas yang selama ini ada dalam alam bawah sadar banyak seniman kita. Harus banyak lagi perupa seperti Yoes yang berani menembus batas seperti itu. (*)