Sidoarjo in flux: Lintasan & Pertemuan 20 Entitas Seni Kota Delta di Tiga Titik

Sidoarjo in flux: Lintasan & Pertemuan 20 Entitas Seni Kota Delta di Tiga Titik

SKETSA JEJAK BERGERAK memotret denyut kehidupan masyarakat Sidoarjo di titik-titik keramaian. Goresan larutan kopi karya Yoes Wibowo ini dibuat dalam waktu sehari di atas kertas merang.-Afif Siwi-Harian Disway-

HARIAN DISWAY - Rumah Budaya Malik Ibrahim, Rumah Seni Pecantingan, dan Dewan Kesenian Sidoarjo (Dekesda) punya gawe bareng. Untuk pertama kalinya, tiga lokasi itu memamerkan karya para pelukis dan perupa asli Sidoarjo.

“Saya baru sekali ini datang ke Rumah Budaya Malik Ibrahim. Baru kali ini juga melihat lukisan. Gara-gara FYP di TikTok,” kata Debby Kristianti kepada Harian Disway Minggu, 2 November 2025.

Siang itu, Debby datang bersama adiknya, Alfina Nadya. Bagi Fina, kunjungan itu adalah yang kedua. “Dulu pernah juga lihat lukisan di sini. Tapi, bukan Sidoarjo in flux. Udah lama,” ujarnya. 

Fina mengaku terkesan pada lukisan Orang-orangan Sawah karya Zainul Qusta. Dia bahkan mengajak Harian Disway dan Debby mengikutinya berjalan ke lukisan yang dimaksud. “Warnanya itu loh. Menyenangkan,” kata gadis yang tinggal di kawasan Aloha itu.

BACA JUGA:Pameran Lukisan Ya Jagadku Ya Jagadmu, Eksplorasi Jagad Dua Perupa

BACA JUGA:Wisma Jerman Gelar Pameran Lukisan La Wet oleh Daniel Kho, Serukan Pentingnya Keseimbangan Alam


EMPAT SISWI SMA melihat dan merekam lukisan karya Beny Dewo pada Jumat, 31 Oktober 2025.-Indria Pramuhapsari-Harian Disway-

Gamel, mahasiswi Universitas Negeri Surabaya (Unesa) yang magang di Rumah Budaya Malik Ibrahim, mengatakan bahwa kunjungan meningkat sejak Sabtu, 25 Oktober 2025.

“Itu setelah ada live painting. Mungkin kemudian banyak yang baru tahu kalau ada pameran di sini, di Sidoarjo,” ucap perempuan ramah yang bertugas di pintu masuk galeri itu.

Bernat, salah satu personel inti di balik perhelatan Sidoarjo in flux: Lintasan & Pertemuan, membenarkan keterangan Gamel.

“Pekan pertama pameran itu kunjungan masih biasa saja, tapi ya sejak Sabtu itu ada lonjakan. Jadi tidak pernah sepi. Malah ada yang tidak hanya datang sekali. Josjis!,” ungkapnya.

BACA JUGA:Uskup Surabaya Mgr Agustinus Tri Budi Utomo Buka Pameran Sabda Telah Menjadi Rupa, Karya Dua Imam Katolik

BACA JUGA:Bishop’s Love Affair: Saat Uskup Surabaya Bicara Lewat Seni Lukis

Ia menambahkan, kebiasaan anak zaman sekarang yang sebentar-sebentar mengabarkan keberadaan mereka kepada khalayak media sosial (medsos) juga mengatrol kunjungan.

“Medsos itu banyak sekali kontribusinya. Jadi FYP, lalu makin banyak yang datang,” kata Bernat.

Elvira Putri, kurator Sidoarjo in flux: Lintasan & Pertemuan, mengaku lega karena pameran perdana yang dia handle ternyata mendapatkan respons sangat bagus.

“Ini kan persiapannya sekitar 2-3 bulan. Cukup pendek untuk skala pameran yang melibatkan banyak seniman seperti ini. Jadi pas persiapan itu saya banyak cemasnya juga,” katanya ditemui di backyard Rumah Budaya Malik Ibrahim. 

BACA JUGA:ARTJOG 2025 Ditutup, Sampaikan Doa dan Keprihatinan Terhadap Kondisi Negara

BACA JUGA:ArtJog, Kanvas Heri Pemad

Namun, apresiasi dari para pengunjung membuat semua lelah El terbayar. “Saya langsung semangat lagi kalau dengar komentar pengunjung yang positif. Apalagi, di medsos juga ramai. Itu organik dari pengunjung sendiri yang posting,” ucap sarjana Seni Rupa Murni Universitas Brawijaya Malang tersebut.

Hingga Minggu siang, kunjungan ke Rumah Budaya Malih Ibrahim tercatat 1.500 orang. Itu belum termasuk yang berkunjung ke Rumah Seni Pecantingan dan Dekesda dalam rangkaian acara yang sama.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: