Pameran Lukisan Ya Jagadku Ya Jagadmu, Eksplorasi Jagad Dua Perupa

Seorang pengunjung menikmati lukisan-lukisan yang tersaji dalam pameran Ya Jagadku Ya Jagadmu di Balai Pemuda, Surabaya, 18 Oktober 2025.-Guruh D.N.-HARIAN DISWAY
SURABAYA, HARIAN DISWAY - Ya Jagadku Ya Jagadmu. Itulah judul pameran lukisan yang digelar di Galeri Merah Putih, Balai Pemuda, Surabaya, 18 Oktober 2025.
Pameran itu berlangsung hingga 23 Oktober. Melibatkan dua perupa: Djagad Ngadianto dan Widodo Basuki. Dua-duanya merupakan warga Sidoarjo.
Tema Ya Jagadku Ya Jagadmu cukup menarik. Bisa dimaknai dari cara dua seniman dalam menciptakan "jagad" versi masing-masing dalam karya mereka.
Seperti halnya filsafat yang menyebut bahwa seniman adalah "tuhan" dalam skala kecil. Ia berkuasa penuh atas apa yang hendak diciptakannya.
BACA JUGA:YKAI Gelar Pameran Lukisan Anak Bertajuk Terima Kasih Ayah dan Bunda di Surabaya
Makna lainnya, kedua perupa tersebut mengaktualisasikan hasil interpretasi dari perenungan mereka. Dari dalam hati. Dari buana alit. Jagad kecil dirinya.
Widodo Basuki melihat karyanya yang berjudul Panji-Sekartaji dalam pameran Ya Jagadku Ya Jagadmu di Balai Pemuda Surabaya, 18 Oktober 2025.-Guruh D.N.-HARIAN DISWAY
Juga dari apa yang mereka tangkap dari sekian pengalaman hidup. Fenomena-fenomena yang melingkupi jagad agung atau buana agung.
Keduanya memiliki gaya yang berbeda. Djagad dengan sisi naif dan warna-warna cerah. Sedangkan Widodo dikenal dengan gaya mistik. Nglangut.
Namun, ada satu kesamaan yang menyatukan: eksplorasi wayang kulit dan mitos. Dengan segudang filsafatnya.
BACA JUGA:Ketika Kejelekan Menjadi Keindahan: Menggali Makna dalam Pameran Pretty Ugly
"Orang Jawa percaya bahwa wayang kulit bukan sekadar boneka yang dimainkan dalam sebuah alur cerita. Melainkan gambaran sifat-sifat manusia," ujar Widodo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: