Ketika Kejelekan Menjadi Keindahan: Menggali Makna dalam Pameran Pretty Ugly

Ketika Kejelekan Menjadi Keindahan: Menggali Makna dalam Pameran Pretty Ugly

Pengunjung Memfoto Karya Seni di Pretty Ugly Exhibition. -Christian Mazmur -Magang Disway

SURABAYA, HARIAN DISWAY - Unicorn Gallery Surabaya menggelar pameran duo Pretty Ugly yang menampilkan karya-karya dari Dedy Sufriadi dan Talitha Maranila.

Bertempat di Hotel UNIC, dari 4 Agustus 2025 hingga 31 Januari 2026, pameran ini secara berani menantang persepsi umum tentang keindahan dalam seni rupa.

Kurator Aldridge Tjiptarahardja dan para seniman mengajak pengunjung untuk merenungkan kembali apa yang membuat sebuah karya seni berharga. Bukan hanya dari segi visual yang menyenangkan, melainkan juga dari gagasan dan kejujuran yang disampaikannya.

Pameran ini tidak hanya menampilkan karya duo seniman utama. Melainkan juga karya dari Desy Gitary, Diana Puspita P., Gadogadogue (Aziz), Rudy Mardijanto, Sastia Naresvari, dan Sogik Prima Yoga.

BACA JUGA: Wisma Jerman Gelar Pameran Lukisan La Wet oleh Daniel Kho, Serukan Pentingnya Keseimbangan Alam

Mengapa "Jelek" Menjadi Menarik?


Aldridge Tjiptarahardja, Kurator Unicorn Gallery Surabaya sedang menjelaskan lukisan -Christian Mazmur -Magang Disway

Menurut kurator Aldridge Tjiptarahardja, pameran PRETTY UGLY sengaja disajikan sebagai pertentangan dari seni yang terlalu sempurna dan komersial. Ia menjelaskan bahwa "jelek" dalam konteks ini justru memiliki potensi besar dalam dunia seni rupa, terutama di pasar internasional.

"Kalau terlalu cakep itu terlalu komersial, dalam arti ada hasrat ingin menjual banget, enggak kelihatan jelek," ujarnya. Aldridge menambahkan, beberapa galeri dan kurator global kini justru lebih menyukai karya yang berani tampil apa adanya.

"Yang jelek kok bisa jadi bagus, sedangkan yang dibuat dengan rapi dan super bagus itu kurang bisa diterima di pasar Internasional," imbuh Aldridge, menyoroti pergeseran tren yang lebih menghargai kejujuran dan esensi daripada sekadar polesan estetika.

BACA JUGA: Swiss-Belinn Tunjungan Surabaya Ubah Hotel Jadi Galeri Seni, Hadirkan Pameran Lukisan Setahun Penuh

Makna Tersembunyi di Balik Karya Dedy Sufriadi dan Talitha Maranila

Salah satu karya Dedy Sufriadi yang mencuri perhatian adalah "Schindler's List". Aldridge menjelaskan bahwa lukisan ini terinspirasi dari sebuah film legendaris yang mengisahkan tentang ironi penyelamatan kaum Yahudi oleh seorang Nazi.

"Schindler's List kan diambil dari sebuah film. Orang Yahudi dahulu 'kan jadi target perburuan Nazi. Tapi, ada satu orang Nazi yang dia punya tempat kerja dan menjadikan banyak orang Yahudi ini buruh, supaya mereka enggak dibinasakan sama Nazi lain," ungkap Aldridge.

Saat ditanya elemen-elemen apa saja yang ada di dalam lukisan tersebut, ia menuturkan bahwa karya Dedy ini kaya akan tekstur dan material. "Ini ada step holding, kawat berduri, terus ada seng, pasir, dan juga semen," jelasnya sambil menunjuk material tersebut di dalam lukisan.

BACA JUGA: HadiArtPlatform Gelar Pameran Lukisan Di Pelupuk Mata, Hadirkan 5 Perupa Jawa Timur

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: diolah dari berbagai sumber