Pameran Tunggal Keempat Anang Prasetyo Tak Sengguh Kemanten Anyar, Sajikan Ruang Kontemplatif Petani Jiwa

Pameran Tunggal Keempat Anang Prasetyo Tak Sengguh Kemanten Anyar, Sajikan Ruang Kontemplatif Petani Jiwa

Suasana pameran tunggal keempat Anang Prasetyo bertajuk Tak Sengguh Kemanten Anyar, 29 November-4 Desember 2025.-Anang Prasetyo-

HARIAN DISWAY - Pameran Tunggal Ke-4 Anang Prasetyo bertajuk “Tak Sengguh Kemanten Anyar” digelar pada 29 November-4 Desember 2025 di Galeri Merah Putih, Balai Pemuda, Surabaya.

Dalam momen pembukaan, hadir Gus Hafidh SKP Muchtar dari SPMAA Batam, Pulau Galang, serta refleksi apresiatif dari pecinta seni Esti El Faizah.

Gus Hafidh menyebut bahwa seni, seperti karya yang ditampilkan Anang, tak semata ekspresi visual. Tapi sekaligus sebagai jalan kesadaran dan perjalanan batin.

Menurutnya, Anang telah memaknai seni sebagai laku, tirakat, dan jejak panjang pengalaman hidup. “Pameran ini telah menjadi kenyataan yang hidup. Kenyataan yang menyentuh akar seorang ayah, guru, perupa, sekaligus hamba Tuhan,” ujar Gus Hafidh.

BACA JUGA:Mahasiswa S2 Kajian Sastra dan Budaya FIB UNAIR Usung Kritik Humanis dalam Pameran Riset Menjauhi Rumah, Mendekati Rumah

BACA JUGA:PCU Gelar Pameran Lighthouse Library iDESEMBER, Angkat Nilai Moral untuk Anak


Beragam karya dalam pameran tunggal Anang Prasetyo bertajuk Tak Sengguh Kemanten Anyar, 29 November - 4 Desember 2025.-Anang Prasetyo-

Menurutnya, karya-karya Anang lahir dari dialektika yang jujur antara estetika, etika, dan logika. Sesuatu yang jarang bersatu secara utuh dalam diri seorang seniman.

Ia juga menyinggung bahwa tema Tak Sengguh Kemanten Anyar, yang ditetapkan jauh sebelum pernikahan putra sulung Anang, menjadi tanda bagaimana seni dan kehidupan kerap saling menubuatkan dan meneguhkan.

Salah satu hal yang disorot dalam pameran itu adalah keterlibatan murid-murid Anang. Bagi Gus Hafidh, keputusan itu disebut sebagai langkah peradaban. Bahwa seorang guru sejati adalah mereka yang merelakan murid melampaui dirinya.

Berbagai metode yang dikembangkan Anang, seperti lukisan Menggambar Memori Bahagia, Wayang Godhong, hingga buku-buku karya murid, dinilai sebagai bukti dedikasi panjang seorang pendidik. 

BACA JUGA:DAYKAVE 6.0 di ISTTS Jadi Ajang Seru Pameran Ide Fashion hingga Konsep Marketing

BACA JUGA:Pameran Imersif Cross Musea Bajawara di Museum 10 Nopember Bikin Belajar Sejarah Makin Seru

Seorang guru tugasnya menanamkan nilai kemanusiaan dan kebahagiaan. “Mas Anang tidak hanya dikenal sebagai pelukis. Beliau adalah petani jiwa,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: