Pameran Lukisan Ya Jagadku Ya Jagadmu, Eksplorasi Jagad Dua Perupa

Pameran Lukisan Ya Jagadku Ya Jagadmu, Eksplorasi Jagad Dua Perupa

Seorang pengunjung menikmati lukisan-lukisan yang tersaji dalam pameran Ya Jagadku Ya Jagadmu di Balai Pemuda, Surabaya, 18 Oktober 2025.-Guruh D.N.-HARIAN DISWAY

"Termasuk perasaan sedih, senang, bahagia, marah, angkara, licik, rakus, pengadu domba, dan lain-lain," tambahnya.

Semua itu ada dalam tiap karakter wayang. Djagad dan Widodo ada kalanya menuangkan pemaknaan baru. 

Seperti gaya bercerita lewat visual dengan unsur kekinian. Semakin menunjukkan bahwa filosofi wayang kulit tetap relevan dalam konteks masa kini.

BACA JUGA:ARTSUBS 2025 di Surabaya, Pameran Seni Kontemporer dan Ruang Refleksi Dunia Pasca Industri

BACA JUGA:Pameran Another Day to Play di Surabaya, Belajar dan Bermain lewat Karya Seni

Seperti karya Widodo berjudul Sinta Mimpi Kijang Kencana. Tentang karakter Dewi Sinta dalam Ramayana. Dikisahkan bahwa Sinta begitu terpesona dengan kijang kencana. 

Keterpesonaan itu membuat Sinta lupa segalanya. Penyesalan yang didapat. Sebab, kijang tersebut rupanya penjelmaan Rahwana.

Hal itu menjerumuskan dirinya. Anda sudah tahu, Sinta larut menjadi subjek utama dalam pusaran konflik panjang antara Ayodya dan Alengka. 

Karya itu bisa dimaknai sebagai nasihat. Bahwa jangan terlalu menggebu-gebu dalam menginginkan sesuatu. 

BACA JUGA:Komperta Gelar Pameran Seni Rupa Maneges, Ekspresi Spiritual dan Renungan Diri Para Perupa

BACA JUGA:Ragam Ekspresi Perupa Kediri dalam Pameran Lukisan Nyambung Roso

Sebab, itu bisa saja membawa hal buruk. Pikirkan segala sesuatunya dengan matang. Jangan diburu nafsu belaka.

Karya Djagad berjudul Pasrah juga mengeksplorasi kisah wayang. Namun, dengan gaya penceritaan baru. Dalam lukisan itu, tampak tokoh Kresna sedang berdiri. Memberi wejangan pada 3 senapati Kurawa: Bisma, Durna, dan Basukarna.

"Dalam kisah aslinya di Mahabharata, Kresna menasehati ketiganya secara individu per individu. Nasihat itulah yang membuat ketiganya sadar. Pasrah pada takdir," ujar Djagad. 

Para panglima perang itu menerima kenyataan. Lantas membuka jalan kemenangan bagi mereka yang berpegang pada kebenaran. Sekali pun itu musuh.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: