Pameran Another Day to Play di Surabaya, Belajar dan Bermain lewat Karya Seni

I Putu Mahendra Dharmawan Putra selaku Founder Lotus Art Courses mengikuti sesi cap telapak tangan dalam acara pembukaan pameran seni Another Day to Play. - Moch Sahirol Layeli - Harian Disway
HARIAN DISWAY - Dalam rangka merayakan Hari Anak Nasional, pameran Another Day to Play telah resmi dibuka di Museum Pendidikan Surabaya.
Pameran itu menampilkan kreasi dari 12 seniman muda. Terselenggara hasil kerja sama antara Lotus Art Course dengan Orasis Art Space.
Menyoroti esensi bermain bagi tumbuh kembang anak, pameran itu mengajak pengunjung untuk meninjau kembali makna bermain yang terus berubah di tengah arus digitalisasi dan komersialisasi.
BACA JUGA:Sal Priadi Merasa Tertampar saat Mengunjungi Pameran Seni ARTJOG 2025
Pameran seni tersebut menunjukkan karya interaktif. Another Day to Play juga memfasilitasi dialog seputar bagaimana bermain dapat menjadi alat untuk belajar, memahami sejarah, dan menyuarakan isu sosial.
Pameran itu menampilkan sejumlah karya yang mengajak pengunjung untuk terlibat secara langsung. Konsep bermain di situ dihidupkan kembali bukan sekadar hiburan, melainkan sebagai sarana penting bagi anak untuk belajar dan berimajinasi.
Pendekatan itu memungkinkan mereka untuk menggunakan medium seni sebagai jembatan dalam menyampaikan inspirasi. Serta menafsirkan dunia di sekitar mereka. Salah satu contohnya adalah objek seni karya Raynold Alexander Sie (12).
BACA JUGA:Kementerian Ekraf Beri Apresiasi pada Pameran Seni ARTJOG sebagai Wujud Ekonomi Kreatif
Karya seni dari siswa SMPK Santa Agnes Surabaya tersebut terinspirasi dari gim dan karakter dinosaurus kesukaannya. Hanya dari objek sederhana, kemudian berkembang menjadi unsur seni yang edukatif.
Raynold Alexander Sie, seniman cilik usia 12 tahun yang memamerkan karya seni tentang karakter gim dan dinosaurus kesukaannya dalam pameran seni Another Day to Play. - Moch Sahirol Layeli - Harian Disway
“Itu Ankylosaurus, kalau yang itu Sprunki. Ini ada Spinosaurus, Ceratosaurus, Acrocanthosaurus, yang ini Indoraptor,” jelas seniman cilik itu sambil menunjuk satu per satu kartu yang ada di papan.
Kali ini, anak diajak bereksplorasi dengan menyesuaikan karakter masing-masing. Tak ada batasan bagi anak-anak itu untuk berkreasi. Mereka diberi kebebasan memainkan ide dan menuangkannya lewat karya seni.
BACA JUGA:Seni Jadi Amalan: Kilas Balik ARTJOG dari Surabaya ke Yogyakarta
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: