ARTSUBS 2025 di Surabaya, Pameran Seni Kontemporer dan Ruang Refleksi Dunia Pasca Industri

Jumpa pers ARTSUBS 2025 yang digelar di Kokoon Hotel, 31 Juli 2025. Menghadirkan tiga narasumber: Rambat, Nirwan Dewanto, dan Asmudjo J Irianto.-Christian Mazmur-HARIAN DISWAY
SURABAYA, HARIAN DISWAY - Dunia seni rupa Indonesia, khususnya Surabaya, kembali diramaikan dengan hadirnya ARTSUBS 2025.
Itu merupakan ajang seni rupa kontemporer berskala nasional yang akan digelar di Balai Pemuda Surabaya mulai 2 Agustus hingga 7 September 2025.
Dalam edisi keduanya, perhelatan itu mewujud lebih dari sekadar artists fair atau biennale. ARTSUBS menjadi titik temu yang intens antara pertunjukan seni, refleksi sosial, dan eksplorasi materi dalam medium seni rupa.
BACA JUGA:ARTSUBS 2025 Siap Guncang Surabaya, Ratusan Seniman Sajikan Ragam Material dan Teknologi Baru
Mengusung tema besar Material Ways, ARTSUBS 2025 menghadirkan lebih dari 120 seniman. Mulai dari para perupa muda yang baru memulai kariernya hingga nama-nama besar dengan reputasi internasional.
Mereka bersatu dalam satu panggung, menampilkan karya-karya yang tidak hanya memukau secara visual tetapi juga menggugah kesadaran akan material, medium, dan makna di baliknya.
Suasana jumpa pers ARTSUBS 2025 di Kokoon Hotel Surabaya, 31 Juli 2025.-Christian Mazmur-HARIAN DISWAY
Pada 31 Juli 2025, penyelenggara ARTSUBS 2025 menggelar jumpa pers. Menghadirkan Rambat sebagai Direktur Utama ARTSUBS serta Nirwan Dewanto dan Asmudjo J. Irianto sebagai kurator sekaligus direktur artistik.
BACA JUGA:ARTSUBS 2025, Merayakan Material Ways di Tengah Ledakan Konsumsi dan Teknologi
Ketiga narasumber itu memaparkan berbagai hal tentang ARTSUBS 2025. Tentu terkait pula tentang tema Material Ways.
Seni Sebagai Respons atas Dunia Material
Nirwan Dewanto memaparkan bahwa tema Material Ways lahir dari kegelisahan atas dunia pasca-industri dan digitalisasi.
“Ini adalah sikap terhadap dunia yang berlimpah materi. Baik fisik maupun digital. Seni rupa menjadi cara untuk merefleksikan bagaimana kita memperlakukan dan memahami kelimpahan itu,” ujar Nirwan.
Karya-karya yang dipamerkan jauh melampaui batas-batas seni rupa tradisional. Para seniman menghadirkan material tak lazim.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: