Tahu-tahu, Webster menelepon panggilan darurat, mengatakan, istrinya jatuh dari mobil dan kelihatannya (kata Webster) kondisi istrinya parah. Webster menyebutkan titik lokasi ia berada.
Polisi datang. Memeriksa tubuh Claire, sudah meninggal. Polisi bertanya perincian kejadian. Webster menceritakan ke polisi.
Saat ia menyetir di jalan tersebut, Claire duduk di sampingnya. Mendadak dari arah berlawanan muncul motor melaju zig-zag. Webster membanting setir ke kanan (di sana mobil setir kiri).
Di saat bersamaan, Claire terlempar keluar dari mobil. Jatuh ke jalanan. Kondisi Claire tetap berada di aspal sampai polisi tiba.
Polisi memeriksa pintu kanan depan mobil. Kondisi pintu memang rusak. Gampang terbuka jika tidak dikunci.
Polisi percaya. Itu kecelakaan lalu lintas. Claire dikubur. Webster menduda. Tapi, ia terima asuransi Claire sejuta pounds.
Pada 1997 Webster menikah dengan Felicity Drumm di Auckland, Selandia Baru. Lalu, istrinya diboyong ke Skotlandia. Tinggal di Skotlandia. Dua tahun kemudian, 1999, terjadi hal yang sama dengan istri pertama. Namun, Felicity tidak mati, cuma luka parah.
Kali ini polisi menyelidik lebih detail. Diungkap, Felicity dalam kondisi mabuk racun. Maka, polisi menahan Webster. Diinterogasi.
Webster tidak mengaku meracuni istrinya. Ia kepada polisi mengatakan, sebelumnya Felicity tidur 36 jam, mungkin karena sakit.
Webster diadili, dijatuhi hukuman lima bulan, karena kelalaian. Webster meninggalkan Felicity. Mereka pisah.
Pada 2008 Webster sudah lama keluar penjara, seorang saudara Felicity melaporkan ke polisi, mencurigai kematian istri pertama Webster. Polisi lalu membuka lagi kasus lama itu. Sudah 14 tahun.
Makam Claire Morris dibongkar. Jenazah diautopsi. Diketahui bahwa ada kandungan racun yang sama dengan yang ada pada tubuh Felicity Drumm saat kecelakaan dulu. Maka, Webster ditangkap polisi sebagai tersangka pembunuhan.
Akhirnya Webster diadili sebagai pembunuh, dijatuhi hukuman seumur hidup. Kini ia masih menjalani hukuman.
Contoh yang digunakan periset India itu ekstrem. Menggambarkan pembunuh pilih cara kecelakaan. Tapi, dengan pembiusan lebih dulu.
Kasus tabrak mati di Cakung masih disidik polisi. Dari Polres Jakarta Timur, kini ditangani Polda Metro Jaya. Bisa pembunuhan, bisa bukan. Bergantung penyidik. (*)