Itu sudah sesuai dengan mekanisme organisasi partai yang tertuang dalam AD/ART. Ia mengungkap sejumlah alasan. Tetapi, yang utama lantaran elektabilitas Golkar yang turun tajam dari sejumlah survei.
Para tokoh senior itu khawatir partai mereka tak diperhitungkan lagi. Bahkan bisa saja tren elektabilitas Golkar lebih anjlok lagi. Strategi baru pun tengah disiapkan.
Selain itu, Lawrence menyinggung ambisi politik Airlangga yang memaksakan diri sebagai capres. Ambisi itu dinilai sangat tidak realistis. Sebab, popularitas dan elektabilitas Airlangga terus merosot.
Apalagi, katanya, Airlangga belum melakukan apa-apa sejak diputuskan sebagai capres pada munas Golkar 2020 lalu. Airlangga justru tidak seimbang. Lantaran merangkap jabatan sebagai menteri koordinator perekonomian.
Padahal, Lawrence telah meminta Airlangga meninggalkan salah satu jabatan. "Karena karakter menteri dan ketum partai sangat berbeda," ujarnya.
Lawrence mengklaim sudah berkomunikasi dengan pengurus DPD I dan DPD II untuk mempersiapkan rencana Munaslub ini.
Di tempat yang sama, Anggota Dewan Pakar Partai Golkar Ridwan Hisjam bicara soal calon ketum Golkar yang pantas menggantikan Airlangga. Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan hingga Ketua MPR Bambang Soesatyo alias Bamsoet masuk dalam radarnya. Kedua tokoh itu bisa dipasangkan.
"Siapa yang selevel oleh Pak Airlangga? Ya Opung, Luhut Binsar Pandjaitan. Itu kalau mau dilihat yang super hebat,” katanya. Menurutnya, Munaslub Partai Golkar adalah hal yang sangat bisa dilakukan. Bukan barang haram. Sebagaimana Airlangga yang terpilih pada munaslub akhir 2017 silam menggantikan Setya Novanto. (*)