Ia mengungkapkan, proses perencanaan pembangunan sarhunta melibatkan tim ahli. “Jadi, ada motif-motif kearifan lokal seperti kawung atau kalpataru yang diterapkan pada setiap sarhunta, dan sampai saat ini tetap terjaga sesuai dengan ketentuan,” jelas Salahudin.
Beberapa elemen fisik yang diterapkan pada sarhunta antara lain atap tradisional Jawa Kerakyatan dengan Bumbungan Kalpataru, teras homestay, pintu dan jendela dengan motif kawung dan pigura bata ekspose.
Kemudian kamar tidur dengan bata ekspose dan furniture, kamar mandi standar internasional, serta adanya pot dan gentong untuk cuci tangan.(*)