Sjafrie Sjamsoeddin sang Pemberani

Sjafrie Sjamsoeddin sang Pemberani

ILUSTRASI Sjafrie Sjamsoeddin sang Pemberani .-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

CERITA tentang kehebatan Sjafrie Sjamsoeddin sudah terdengar sejak ia menjadi perwira menengah. Salah satunya ketika ia menempelkan pistol ke perut agen Mossad, pasukan intelijen Israel.

Peristiwa itu terjadi tahun 1995 di New York. Saat Sjafrie menjadi pengawal Presiden Soeharto yang menghadiri sidang PBB. Di sela-sela itu, PM Israel Yitzhak Rabin memanfaatkan kesempatan, ingin bertemu dengan Soeharto.

Ketegangan terjadi saat Rabin yang dikawal Mossad tiba di Hotel Waldorf Towers, tempat Soeharto menginap. Ketatnya sensor era itu membuat peristiwa tersebut tak bisa nongol di media massa.

BACA JUGA:Sjafrie Sjamsoeddin, Orang Kuat Baru

BACA JUGA:Menhan Sjafrie Pastikan Tak Ada Wajib Militer dan Dwifungsi dalam UU TNI

Saya mendengar cerita langsung dari YK, teman wartawan yang meliput langsung acara Pak Harto di New York. Cerita tentang Sjafrie itu menjadi oleh-oleh berharga. Lebih berharga daripada suvenir Kota New York.

Penuturan YK, kala itu Sjafrie menjemput rombongan PM Israel Yitzhak Rabin di lobi hotel, sedangkan Pak Harto di lantai 41. 

Ketegangan terjadi saat di lift. Anggota Mossad, pengawal Rabin, rupanya tak senang dengan kehadiran Sjafrie di lift yang sama. Tiba-tiba Mossad itu menodongkan pistol Uzi ke kepala Sjafrie. Dengan refleks luar biasa, pistol Beretta Sjafrie langsung menempel di perut pasukan Israel itu. Tensi baru turun setelah Rabin menenangkan suasana. 

BACA JUGA:Menhan Sjafrie Sjamsoeddin Akui Pembahasan RUU TNI Berjalan Marathon

BACA JUGA:Antusias Warga Sambut Prabowo dan Menhan Sjafrie Naik Maung Usai Serah Terima Jabatan

Saat itu Sjafrie masih berpangkat kolonel. Menjabat komandan Grup A Paspampres yang bertugas mengawal presiden. Di Paspampres, grup B yang mengawal wakil presiden. Dan, group C menjaga keselamatan para tamu negara yang berkunjung ke tanah air.

Sjafrie juga menjadi perisai hidup saat Soeharto berkunjung ke Bosnia. Saat itu (juga 1995), Bosnia lagi berkecamuk perang. Tak ada satu pun kepala negara yang berani berkunjung. Soeharto yang dikawal Sjafrie nekat datang untuk memberikan semangat buat orang Bosnia.

Intinya, Sjafrie sudah teruji keberaniannya. Sudah penuh pengalaman menghadapi ketegangan. Dan, kini pun kembali menunjukkan keberaniannya mengungkap keberadaan Bandara IMIP (Indonesia Morowali Industrial Park) di Morowali yang tidak dilengkapi petugas imigrasi dan bea cukai.

Sjafrie marah. Menyebut tak boleh ada republik di dalam republik. Tak boleh ada negara dalam negara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: