Dahlan Iskan mengonfirmasi hal itu ke Luhut yang ternyata baru saja turun dari speed boat. Luhut dan rombongan naik speed boat sampai 2,5 jam. Menyusuri Sungai Amazon. Ke arah pedalaman Amazon. Ke salah satu peternakan besar di Brasil.
Untuk ke peternakan itu harus lebih dulu terbang ke pantai utara Brasil. Yang menghadap ke Samudera Atlantik Utara. Yakni ke Kota Balem. Anda sudah tahu: Balem adalah terjemahan Bethlehem dalam bahasa Portugis -yang jadi bahasa nasional Brasil.
Kota Balem di muara sungai yang juga bersinggungan dengan muara sungai Amazon yang terkenal itu.
Brasil negara yang sangat luas. Di bagian utara ini iklimnya tropis. Mirip dengan Indonesia. Bahkan kota Balem sejajar dengan Pontianak –di sekitar katulistiwa. Karena itu di penampakan foto mereka terlihat dalam suasana musim kemarau.
BACA JUGA:Kualitas Udara di Indonesia Jauh dari Standar WHO, Jakarta dan Surabaya Paling Tercemar
"Sebenarnya peternakannya sederhana saja. Tidak ada yang istimewa. Kita pasti bisa. Semua makanannya kita juga punya. Mungkin hanya perlu impor sedikit kedelai," ujar Luhut.
Setelah kunjungan itu yang diimpor dari Brasil tidak sebatas daging. Juga impor pedet. Untuk dibesarkan di Indonesia. Lalu impor pejantan unggul. Yang tok-cer.
Impor daging untuk tujuan jangka pendek. Impor anak sapi untuk jangka menengah. Impor pejantan untuk jangka panjang. "Kalau bisa, dalam lima tahun kita sudah swasembada daging," ujar Luhut. "Sasaran berikutnya adalah Indonesia jadi pusat daging untuk ASEAN", tambahnya.(*)