SURABAYA, HARIAN DISWAY - Tangan Jessica Hartan memegang scrapper, atau alat pipih untuk menghaluskan permukaan cake yang telah diberi butter.
Ia menunduk, lalu memiringkan scrapper itu. Memutar lazy susan atau meja putar yang digunakan sebagai wadahnya.
Ujung scrapper menyentuh permukaan butter cake itu. Perlahan bergerak dan tonjolan-tonjolan pada butter pun bisa hilang.
"Begini cara menghaluskan butter cream pada cake. Bukan dengan diberdirikan dan membiarkan semua permukaan scrapper menyentuh butter. Itu bisa menyisakan marka," ujar Jessica.
"Jadi harus agak miring begini," tambahnya, lalu mempraktikkan ulang cara memiringkan scrapper.
BACA JUGA:Membuat Haemul Pajeon, Pancake Khas Korea yang Lezat
BACA JUGA:Mooncake Premium Xiang Fu Hai di Vasa Hotel Surabaya Lebih Sehat dan Rendah Gula
Suasana interaktif dan ceria tampak di ruang Artspace, Artotel TS Suites Surabaya.
Pada 26 Agustus 2023, pihak hotel bekerja sama dengan Ottimo International, menggelar acara bertajuk Korean Bento Cake Decorating Class.
Sebanyak 30 peserta terlibat. Dari segala usia. Jessica sebagai chef instructure, mengajarkan mereka membuat sponge cake, mempraktikkan pembuatan butter cream yang lembut dan tahan lama serta cara menghiasnya.
Korean bento cake dipilih, karena memang sedang tren.
"Sebenarnya tidak ada bedanya dengan cake biasa. Cuma, ukurannya lebih kecil. Bento cake memang diawali dari Korea," terang Jessica.
Ukuran cake tart biasa terlalu besar. Maka masyarakat Korea membuatnya dalam ukuran kecil. Biasa dipakai sebagai bento atau bekal.
Selain itu, dengan ukuran kecil, cake bisa digunakan sebagai hadiah untuk pasangan atau orang tercinta.
Seperti Brenda Kartika Nur Aini, salah seorang peserta. Dia mendesain cake-nya. Perlahan menuangkan butter dari piping bag. Membentuk tulisan: Happy Dowoon Day.
"Tahu Dowoon, kan? Drummernya Day6, band Korea. Dowoon sekarang sedang berulang tahun," ujarnya, lantas tertawa. Bento cake karyanya itu jika telah jadi, akan diunggah di instagram.
BACA JUGA:Demi Lovato Rilis MV ‘Melon Cake’, Suarakan Kebebasan dari Insecurity!
Tentu Dowoon akan di-tag juga. "Siapa tahu bisa di-like atau dikomentari sama Dowoon-nya langsung," tambah perempuan 21 tahun itu.
Peserta yang usianya masih 12 tahun, Kirana Prameswari Sekar Arum, menghias bento cake untuk dihadiahkan pada tantenya. Dia menulis: Happy Birthday Mama Cici.
Kok mama? Tadi katanya tante?
"Tante saya namanya Cici. Tapi dia inginnya dipanggil mama saja," ujarnya polos.
Kirana memberi hiasan tepi cakenya dengan gold flake. Sehingga tampak berkilauan mengundang selera.
Karya bento cake paling detail adalah milik Melinda Resti Susanti. Dia membentuk hiasan bunga-bunga di pinggiran cake lewat piping bag-nya. Rupanya, Resti telah punya usaha cake dan katering.
"Di sini saya belajar mengasah kemampuan lagi. Membuat bento cake ternyata cukup menantang juga," kata perempuan 27 tahun itu.
Bento cake-nya berupa paduan warna-warna soft. Merah, putih dan biru. Resti terinspirasi dengan warna unicorn.
"Saya suka unicorn karena bentuk dan warnanya lucu. Menarik jika diwujudkan dalam bentuk cake," terangnya.
Dia memberi tulisan dalam bento cake-nya itu: er-es foodies. Itu adalah nama usaha cake dan kateringnya.
Bagi Nabilla Humaira, Marcom Manager Artotel, kegiatan itu digelar untuk menyalurkan ketertarikan masyarakat Surabaya terhadap Korean bento cake.
"Segala hal tentang Korea memang sedang tren. Kami memilih korean bento cake karena bisa dihias dengan teknik yang berseni," ungkapnya.
Berbagai ragam Korean bento cake dihasilkan oleh para peserta.
Cake tersebut bisa menjadi inspirasi usaha yang menarik di bidang kuliner. Apalagi jika bisa mengolahnya dalam bentuk artistik.(Guruh Dimas Nugraha)