"Soal kartu merah, itu memang menjadi keputusan wasit, saya bisa terima. Tapi sebelum pelanggaran, Witan melakukan handball. Tapi saya tetap respek keputusan wasit, Witan itu 100 persen handball," ucap Aji saat itu.
Wasit yang debut memimpin Liga 1 pada 2018 lalu itu punya track record buruk menilik beberapa keputusan kontroversialnya pada beberapa klub.
Laga pertama yang membuat Armyn disorot yakni ketika dia memimpin pertandingan Persija vs Bali United pada Liga 1 pada 2018 silam.
Di laga itu Armyn bersitegang dengan Kapten Persjia, Ismed Sofyan. Sehingga Ismed dihukum setelah kecewa dengan kepemimpinannya dengan menyenter bola ke arah Armyn.
BACA JUGA:Jelang Persebaya vs Madura United: Pelatih Laskar Sape Kerrab Pede Akhiri Statistik Buruk Timnya
BACA JUGA:Jelang Persebaya Vs Madura United, Wildan Ramdhani: Kami akan Fight untuk Kemenangan!
Di pertandingan lain, Armyn Dwi Suryathin kembali memunculkan keputusan kontroversi ketika laga PSS Sleman vs Semen Padang pada 2019 silam.
Ia dianggap memberikan penalti ‘ghoib’ kepada PSS setelah Kushedya Hari Yudo yang terjatuh sendiri di kotak penalti.
Hasilnya Semen Padang merasa dirugikan dengan penalti yang diberikan wasit kepada PSS.
Kontroversi berikutnya ketika memimpin pertandingan Persiraja vs Persela.
Saat itu Armyn memberikan kartu kuning kepada striker Persela, Ivan Carlos setelah dinilai melanggar pemain Persiraja.
BACA JUGA:Jelang Persebaya Vs Madura United: Bek Green Force Kadek Raditya Berkomentar Soal Mantan Timnya
BACA JUGA:Tiga Pemain Madura United yang Patut Diwaspadai Persebaya
Striker asal Brasil itu marah. Karena faktanya ia tak melakukan pelanggaran. Malah terjatuhnya pemain Persiraja disebabkan berbenturan dengan rekannya sendiri.
Saat itu Manajer Persela, Edi Yunan Akhmadi menilai kepemimpinan Armyn Dwi Suryatin tidak cermat.
Kemudian ia melaporkan kepada operator liga untuk segera mengevaluasi kinerja wasit tersebut.