Sedangkan dalam TPST 3R, sampah-sampah diletakkan dengan penataan yang baik. Mesin pengolahnya berada di tengah. Terdapat corong untuk mengolah sampah organik menjadi pupuk, atau untuk pakan maggot. Di sampingnya, terdapat lahan seluas 5,4 hektar. "Ke depan, lahan itu akan kami manfaatkan sebagai desa wisata," ujarnya.
Kelurahan Petiken pun memiliki ikon baru. Yakni bianglala yang dikembangkan oleh Citraland. "Kalau sedang weekend, parkiran di belakang bianglala ini bisa sangat penuh. Berjajar tiga baris," ujar Bhabinkamtibmas Suroso.
Babinsa Serma Rudianto menunjukkan salah satu inovasi yang berupa Taman Hias Driyorejo yang berisi tanaman pangan, selain ada budidaya ikan lele, serta maggot. -Julian Romadhon/HARIAN DISWAY-
Pihak kelurahan pun bekerja sama dengan Citraland untuk melibatkan warga sekitar. Khususnya dalam bidang pemberdayaan UMKM. "Ada 10 stan kuliner dan ke depan akan terus bertambah. Semua murni berasal dari Kelurahan Petiken," ujar Henditya Fernanda, manager estate management Citraland.
BACA JUGA: Juara 2 Anugerah Patriot Jawi Wetan 2023: Gaster Diperluas, Dipadukan Pengolahan Biogas
Beberapa UMKM yang berjualan di sekitar bianglala difasilitasi menu dan ruang berjualan dengan konsep modern. Sebelumnya, mereka mendapat penyuluhan soal teknik pembuatan produk kuliner kekinian serta higienitas. Pun pihak manajemen secara rutin mengadakan bazaar UMKM untuk warga Petiken.
Dari segi keamanan, Babinsa dan Bhabinkamtibmas turun langsung untuk menjaga kawasan Desa Petiken dan kawasan bianglala, yang kerap jadi ajang balapan liar. "Juga dari segi penyiapan tenaga sekuriti untuk kawasan perumahan Citraland ini. Pihak kelurahan yang kami ajak berdiskusi," ungkapnya.
Berkat kerja keras tiga pilar, masalah sampah, keamanan dan berbagai persoalan lain dapat dengan cepat teratasi. Sinergitas ketiganya serta kedekatan pada warga menjadi kunci kemajuan desa itu. (Heti Palestina Yunani-Guruh Dimas Nugraha)