JAKARTA, HARIAN DISWAY - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memberikan klarifikasi bahwa asap yang berasal dari kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Indonesia belum melintas ke negara-negara tetangga.
Anda sudah tahu: Malaysia komplain tentang asap Karhutla Indonesia. Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar membantah tudingan itu.
"Kami terus mengikuti perkembangan dan tidak ada transboundary haze ke Malaysia," ujar Menteri Siti Nurbaya dikutip dari Antara.
Kementerian LHK mendapat laporan sandingan peta citra sebaran asap dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dan The ASEAN Specialised Meteorological Centre (ASMC) untuk periode tanggal 28-30 September 2023. Tak ada asap yang sampai ke Malaysia.
Abdul Muhari, Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, dalam acara live streaming Disaster Briefing di kanal YouTube BNPB Indonesia pada Senin, 2 Oktober 2023 juga menyatakan hal serupa.
Menurut Abdul Muhari, terdapat enam provinsi yang saat ini menjadi prioritas pengawasan terhadap karhutla, yaitu Provinsi Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan.
Meskipun terjadi eskalasi kebakaran pada tanggal 27 hingga 30 September 2023, BNPB memastikan bahwa asap belum menyeberang ke negara tetangga.
BACA JUGA:PSSI Beri Izin Gunakan GBT karena Persebaya Beri Garansi
BACA JUGA:Dimas Abhiyasa Wibowo; Siswa Kelas 5 SD Sukses Tanam 10 Ribu Aloevera, Bikin Kampung Adopsi Aloevera
BNPB menegaskan bahwa respon awal terhadap kebakaran hutan dan lahan melibatkan satgas darat yang mendominasi.
Meskipun terdapat helikopter water bombing dari satgas udara, helikopter ini hanya berperan sebagai pendukung dari upaya yang dilakukan oleh satgas darat.
Sebagai langkah antisipasi, BNPB menyediakan sejumlah 35 helikopter, termasuk 22 helikopter water bombing dan 13 helikopter patroli di enam provinsi prioritas karhutla.
Menurut Abdul Muhari, pasokan air untuk pemadaman karhutla tidak mengalami kendala.
Namun, BNPB juga merencanakan operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) jika satgas darat dan udara menghadapi kesulitan dalam penanganan kebakaran hutan dan lahan.
“TMC ini bergantung pada pola awan hujan. Respon yang cepat akan memastikan upaya pengendalian karhutla menjadi lebih efektif,” tambahnya.