Gerakan Anak Sehat, Menkes Budi Gunadi Sadiki Ajak Cegah Stunting di Indonesia

Rabu 01-11-2023,15:32 WIB
Reporter : Wehernius Irfon
Editor : Heti Palestina Yunani

HARIAN DISWAY - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengumumkan program terbarunya mengenai Gerakan Anak Sehat di Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Utama, di Jakarta pada 31 Oktober 2023. 

Dilansir dari laman Kementerian Kesehatan, Menkes Budi menjelaskan tujuan gerakan ini adalah mengajak seluruh masyarakat untuk peduli dan ikut berpartisipasi dalam mencegah anak-anak mengalami stunting.

Stunting adalah gangguan pertumbuhan yang dapat menurunkan kecerdasan pada anak. Hal itu disebabkan kondisi tubuh anak yang kekurangan gizi kronis.

Menkes Budi memaparkan bahwa gerakan ini ingin menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk menjadi relawan. Terkhusus bagi para orang tua untuk selalu memberikan makan bergizi seimbang dan memantau tumbuh kembang balita.

BACA JUGA: Gerakan Beres Diapresiasi Menkes Budi, Dorong Entaskan Masalah Stunting di Indonesia

“Gerakan Anak Sehat merupakan inisiatif dan kontribusi nyata dari masyarakat untuk masyarakat. Sedangkan Kementerian Kesehatan punya peran sendiri yaitu memastikan intervensi dan pemantau pertumbuhan,” tutur menkes dalam keterangannya.

Gerakan Anak Sehat memiliki tema Bersama Cegah Stunting. Gerakan ini berupaya memberikan makan tambahan bagi balita. Terutama balita dengan berat badan yang tidak ada kenaikan pada penimbangan dua kali berturut-turut.

Gerakan Anak Sehat memprioritaskan balita berat badan kurang dan balita gizi kurang. Sehingga balita dengan tiga kriteria tersebut bisa mendapatkan makanan tambahan berbahan pangan lokal yang kaya protein seperti telur, daging dan ikan.

Gerakan Anak Sehat ini digunakan untuk meningkatkan kolaborasi lintas sektor dan multipihak -lembaga non pemerintah- dalam upaya pencegahan stunting sejak dini.

BACA JUGA: Pemerintah Tambah 5 Provinsi Prioritas Penanganan Stunting

Faktor utama stunting yang harus dicegah adalah faktor demografi. Terutama pada 2030 nanti bisa terjadi bonus demografi. Yakni penduduk usia produktif (15-64 tahun) akan lebih banyak dibanding usia nonproduktif (65 tahun ke atas) dengan proporsi lebih dari 60 persen dari total jumlah penduduk Indonesia.

“Semisal di Indonesia masih terdapat banyak kasus stunting, maka Indonesia akan gagal mendapat bonus demografi. Hal itu dikarenakan banyak usia produktif yang sakit dan mengalami penurunan kecerdasan,” sambung Menkes Budi.

“Maka dari itu, kita harus fokus ke sumber daya manusia (SDM). SDM-nya mesti produktif. Itu sebabnya dalam tujuh tahun ke depan kita harus pastikan anak-anak kita sehat dan pintar,” ujar Menkes Budi. (Wehernius Irfon)

Kategori :