Kepala BMKG Ungkap Kelemahan Sistem Deteksi Dini Tsunami di Indonesia

Jumat 10-11-2023,01:00 WIB
Reporter : Taufiqur Rahman
Editor : Taufiqur Rahman

HARIAN DISWAY - Sistem peringatan dini tsunami Indonesia Tsunami Early Warning System (InaTEWS) diakui masih belum efektif untuk mendeteksi tsunami non tektonik. 

Hal tersebut diakui sendiri oleh Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati. 

InaTEWS sendiri merupakan sistem peringatan dini tsunami yang melindungi pantai Indonesia dengan memberikan peringatan dini akan terjadinya tsunami. Biasanya beberapa detik setelah terjadinya gempa tektonik. 

InaTEWS bekerja dengan pemodelan komputer. Begitu titik episenter dan hiposenter gempa terdeteksi, InaTEWS akan menghitung jarak dan waktu yang diperlukan oleh gelombang tsunami untuk mencapai daratan. 

BACA JUGA:Sabanatherapy, Inovasi APD Tsunami Rancangan Tim PKM Mahasiswa UNESA

Namun tidak hanya Indonesia, Dwikorita juga menyebut sistem peringatan dini tsunami di kebanyakan negara belum efektif dalam mengantisipasi terjadinya bencana tsunami, khususnya yang dipicu aktivitas non-seismik. 

Menurutnya, sistem peringatan dini tsunami yang ada umumnya hanya ditujukan untuk tsunami megathrust yang sebelumnya didahului oleh gempa bumi besar.

Indonesia pernah merasakan dua kali tsunami yang justru bukan disebabkan oleh gempa bumi tektonik (pergeseran lempeng bumi) yaitu tsunami Palu yang terjadi pada bulan September 2018 dan Tsunami selat Sunda yang terjadi 3 bulan setelahnya. 

“Tsunami selat sunda dipicu oleh aktivitas Gunung Anak Krakatau (GAK). Sementara Tsunami Palu dipicu oleh longsoran bawah air,” ungkap Dwikorita dalam World Tsunami Awareness Day Webinar yang diselenggarakan oleh UNESCO - IOC Intergovernmental Coordination Group for Indian Ocean Tsunami Warning and Mitigation System, Selasa, 7 November 2023. 


Warga melihat foto-foto gempa dan tsunami Aceh dalam pameran di Banda Aceh, 13 Desember 2022.-CHAIDEER MAHYUDDIN-AFP-

Dalam Webinar yang mengusung tema “Fighting Inequality for a Resilient Future” tersebut, Dwikorita mengatakan ketidakmampuan sistem peringatan dini tsunami pada tahun 2018 dalam memberikan informasi yang cepat terhadap tsunami yang dipicu aktivitas non-seismik. 

“Ini menjadi pelajaran penting yang segera ditindaklanjuti oleh BMKG,” jelas Dwikorita. 

Maka dari itu, lanjut Dwikorita, dengan kejadian tsunami Tahun 2018 tersebut, InaTEWS  semakin dikuatkan dengan menambah jumlah peralatan sensor gempa untuk merapatkan jaringan monitoring.

Kesiapsiagaan Masyarakat 

Meski demikian, Dwikorita menekankan bahwa kesiapsiagaan masyarakat adalah yang terpenting, terlepas dari kemajuan teknologi sistem peringatan dini. 

Kategori :