Roosevelt bertindak cepat menstabilkan perekonomian dan menyediakan lapangan kerja serta bantuan bagi mereka yang menderita.
Program itu sukses. Memulihkan kesejahteraan rakyat AS.
Selama delapan tahun berikutnya, pemerintah melembagakan serangkaian proyek dan program eksperimental New Deal. Misalnya, CCC, WPA, TVA, SEC.
Program New Deal Roosevelt secara fundamental dan permanen mengubah pemerintahan federal AS dengan memperluas ukuran dan cakupannya dalam perekonomian.
Roosevelt meningkatkan kekuasaannya tanpa mendapat hukuman, kadang-kadang diperiksa lembaga peradilan.
Selama masa krisis, ia mengeluarkan perintah eksekutif yang melarang penimbunan emas dan menuntut semua orang dan perusahaan menyimpan emas mereka ke Federal Reserve hanya beberapa minggu sebelum meninggalkan standar emas sepenuhnya.
Ia membatalkan kontrak yang ditulis secara khusus untuk menghindari konsekuensi hukum dan ekonomi dari perintah tersebut. Namun, dalam kasus golden clause kemudian, Mahkamah Agung membatalkan beberapa tindakan Roosevelt.
Roosevelt tidak cuma meningkatkan kekuasaan, tapi juga memperlama. Ia menjabat empat periode. Dari krisis, ia sukses, dicintai rakyat, berkuasa lama.
Erin Peterson: ”Selama krisis, presiden sering mencari cara untuk meningkatkan kewenangannya, baik pendekatan tersebut konstitusional maupun tidak.”
Bagaimana dengan Jokowi? Ia memimpin di masa krisis ekonomi akibat Covid yang mirip the great depression. Ia minta tiga periode ke Mega (kata Panda Nababan) ditolak. Lalu, Gibran maju setelah putusan MK yang kontroversial.
Namun, merujuk pendapat Sana Jaffrey, perebutan kekuasaan di Indonesia cuma antar-dua kubu. Sedangkan, Gibran kini calon wakilnya Prabowo, mantan suami Titiek Soeharto. Berarti… (*)