Upaya-upaya tersebut membuahkan hasil yang positif. Selama penyelenggaraan Piala Dunia U-17, tidak ada laporan tentang kekerasan yang terjadi di stadion.
Hal ini menjadi bukti bahwa anak-anak dan perempuan bisa menikmati pertandingan sepak bola tanpa rasa takut akan kekerasan.
Bisa dilihat juga di beberapa pertandingan, ada kelompok keluarga yang terdiri dari bapak, ibu, dan anak bisa berbahagia melihat aksi bintang muda dunia menari-nari di lapangan hijau. Mereka juga bersorak kegirangan ketika tim yang didukung mencetak gol.
Riyadh berharap agar pelajaran yang didapat dari penyelenggaraan Piala Dunia U-17 dapat diterapkan di kompetisi-kompetisi sepak bola di level nasional, baik Liga 1, Liga 2, dan Liga 3. Pastinya Indonesia tak ingin kejadian mengerikan seperti Kanjuruhan terulang lagi.
(Fransisco)