Kata Yiska, dia dan mendiang suaminya cukup mengenal Arnold. Setelah jadi tersangka, ia melihat ada yang berbeda dari Arnold. Yiska merasa ada yang belum diungkapkan dalam kasus tersebut oleh bartender bertato itu.
“Tapi tadi kenapa ya, aku feeling ada hal besar yang masih ditutupin Arnold,” ungkap Yiska.
Sepanjang perbincangan kami, Yiska beberapa kali meneteskan air mata. Dia tidak bisa menyembunyikan kesedihannya. Kepergian Refly menjadi pukulan berat bagi Yiska.
Obrolan kami terhenti saat Yiska memberikan keterangan pers. Apa yang disampaikan Yiska dalam keterangan persnya tidak jauh berbeda dengan yang diceritakannya kepada Harian Disway.
Pada kesempatan itu dia mengaku telah memaafkan Arnold. Yiska hanya meminta proses hukum yang seadil-adilnya.
“Saya melepaskan pengampunan kepada Arnold. Tapi saya minta biar proses hukum terus berjalan dan mengungkap kasus ini seterang-terangnya,” katanya sambil menangis.
Obrolan Yiska dan Harian Disway berlanjut lewat pesan whatsapp (WA). Perempuan berambut panjang bergelombang itu mengungkapkan penyesalannya saat bertemu dengan Arnold ketika rekonstruksi.
“Tadi pas aku ketemu Arnold, aku nyesel gak doain dia. Aku liat mukanya bingung dan takut banget. Aku kasihan,” tulis Yiska dalam pesannya.
Dengan memaafkan tersangka, Yiska merasa lebih hatinya lebih tenang. Dia hanya berpasrah dengan proses hukum yang berjalalan. Dan berharap kasus yang menewaskan Reza Ghulam Achmad, William Adolf Refly, dan Indro Purnomo itu dapat terungkap secara jelas.
Meski berat, Yiska harus tetap melanjutkan kehidupannya bersama dua anak perempuan yang berusia 10 dan 8 tahun, hasil pernikahannya dengan almarhum Refly.(*)