HARIAN DISWAY - Literasi jadi salah satu aspek paling penting bagi seluruh WNI. Maka, hal tersebut jadi perhatian khusus bagi Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Negeri Surabaya (Unesa).
Mereka mengadakan pengabdian kepada masyarakat atau PKM internasional bagi para WNI yang berada di wilayah Manila, Filipina, pada 25 September 2023.
BACA JUGA: Tim PKM Dosen JBSI Unesa Ajari Guru SMAN 1 Kedungwaru Tulungagung Menulis Karya Ilmiah
PKM dengan judul ‘Optimalisasi Akademis dan Literasi Bagi Guru Indonesia di Sekolah Indonesia pada Luar Negeri’ itu diikuti oleh kalangan guru, mahasiswa, dosen, serta pelajar umum yang sedang menempuh pendidikan di sana.
Direktur LPPM sekaligus tim PKM Prof. Dr. M Turhan Yani, M.A., mengatakan bahwa literasi penting bagi WNI di tempat itu.
Selain untuk membantu mengasah kepekaan dan tanggung jawab sosial, kegiatan ini mampu membangun kepedulian dan penghargaan terhadap hasil karya, meningkatkan keterampilan, kecakapan sosial, serta dapat menumbuhkan kreativitas dan inovasi.
"Kami memilih optimalisasi literasi akademik untuk membahas literasi up-to-date yang terjadi di Indonesia seperti program MBKM misalnya, apakah bisa diterapkan untuk WNI yang ada di luar negeri? Yang mana mungkin mereka barang kali belum tahu sebab terkendala budaya yang ada di sana,” ucapnya.
Literasi bukan hanya sebatas membaca dan menulis. Lebih dari itu literasi adalah kemampuan untuk memahami bacaan, menganalisis, dan merefleksikan bacaan secara menyeluruh. Literasi juga melatih seseorang agar mampu menyajikan gagasan secara terstruktur, analitis, kreatif, dan imajinatif.
Selain itu, literasi tidak cukup dilakukan dengan kegiatan pembiasaan membaca, akan tetapi bagaimana caranya agar membuat kegiatan membaca jadi menyenangkan. Sehingga nantinya mampu meningkatkan minat siswa dalam memahami bacaan di seluruh mata pelajaran.
Tak melulu soal buku pelajaran, membaca buku nonfiksi juga melatih seorang anak untuk mengembangkan rasa empati. Apabila fiksi digunakan sebagai media pembelajaran pengetahuan, maka itu akan memantik minat dan keingintahuan siswa terhadap materi yang akan dipelajari.
Ketua pelaksana Andhega Wijaya, S.Pd.Jas., M.Or. menambahkan bahwa literasi jadi serangkaian kemampuan untuk berpikir dan menghubungkan suatu teks dengan diri, teks lain, dan dunia yang lebih luas. Bagian penting literasi itulah yang mereka tekankan dalam PKM tersebut.
BACA JUGA: Sabanatherapy, Inovasi APD Tsunami Rancangan Tim PKM Mahasiswa Unesa
Lebih lanjut Andhega menjelaskan bahwasanya strategi membangun budaya literasi bisa dilakukan melalui tiga hal. Pertama, mengkondisikan lingkungan fisik ramah literasi, berarti menyediakan akses yang nyaman serta menyediakan konten literasi yang sesuai seperti buku berjenjang.
Salah seorang tim PKM Internasional LPPM Unesa menyampaikan pemaparan materi penguatan literasi kepada WNI di Filipina. -Andhega Wijaya-LPPM Unesa
Kedua mengupayakan lingkungan sosial dan penilaian afektif, contohnya seperti melakukan kegiatan membaca bersama yang melibatkan guru dan siswanya ataupun orang tua bersama anaknya.
Selanjutnya yaitu mengupayakan sekolah dan rumah sebagai lingkungan akademik yang literat, dalam hal ini merujuk pada lingkungan yang kaya akan media kebahasaan.
BACA JUGA: Panggung Eunoia: Teater Realisme dan Komedi Karya Mahasiswa UNESA
PKM ini terlaksana atas kerja sama dengan Atase Pendidikan dan Kebudayaan, KBRI di Filipina, Prof. Dr. Ir. Aisyah Endah Palupi, M.Pd. Adapun tim dosen yang terlibat dalam PKM ini yaitu Prof. Dr. H. Muhammad Turhan Yani, M.A; Andhega Wijaya, S.Pd.Jas., M.Or: Dr. Oce Wiriawan M.Kes.
Selain itu Prof. Dr. Sari Edi Cahyaningrum M.Si; dan Prof. Dr. Kisyani Laksono, M.Hum; Dr. Nurhayati, M.T; Dr. Sri Abidah Suryaningsih, S.Ag., M.Pd; Dr. Sjafiatul Mardliyah, S.Sos., M.A; Dr. Mufarrihul Hazin, S.Pd.I., M.Pd; Biyan Yesi Wilujeng, M.Pd., Dr. Yeni Anistyasari, S.Pd., M.Kom., Amalia Ruhana, S.P., M.P.H. (*)