BANGKALAN, HARIAN DISWAY - Calon presiden nomor urut 1 dari Koalisi Perubahan menggelar silaturahmi di Pondok Pesantren Al Aziziyah Sebaneh, Bangkalan, Madura, Jawa Timur pada Rabu 31 Januari 2024.
Yang menggetarkan, menjelang hingga kedatangan Anies setelah berjam-jam menanti sejak sore hingga malam hari, ribuan santri di bawah siraman hujan berkali-kali meneriakkan “Anies Presiden” disusul lantunan salawat Asyghil dengan lantang sambil mengacungkan satu jari.
Anies dalam sambutannya bersyukur akhirnya bisa sampai di Al Aziziyah.
BACA JUGA: Di Pondok Pesantren DDI Mangkoso, Anies Ajak Perjuangkan Perubahan di Sulawesi Selatan
"Dari jam berapa menunggu? Jam 2 siang. Kena hujan dan tidak bubar? Untuk apa? Perubahan. Kami di Pamekasan sulit menembus massa, sudah menjelang Maghrib harus melalui jalan darat. Apakah masih ditunggu?" ujar Anies yang segera disambut semangat para santri dan santriwati.
"Ini tandanya kita sekarang bergerak solid untuk perubahan. Kita sedang menyongsong takdir. Nampak sekali Madura menginginkan perubahan. Apakah kondisi sekarang baik baik saja? Perlunya perubahan."
Sebelumnya, sambil menunggu kedatangan capres Anies, Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Bujahan Bangkalan KH. Muhammad Syafiq Rofii membacakan pernyataan dukungan dari sesepuh bani Kholil KH Mohammad Faishol Anwar dari Demangan Timur yang kini berada di Malaysia.
"Kami KH. Mohammad Faishol menyatakan bahwa kami mendukung pencalonan Bapak Anies Baswedan dan Bapak Muhaimin Iskandar sebagai capres dan cawapres dan mengharap para alumni maupun simpatisan untuk memilih beliau," seperti dibacakan KH. Muhammad Syafiq Rofii.
BACA JUGA: Pimpinan Pondok Pesantren DDI Mangkoso Doakan Anies Jadi Presiden
Turut hadir KH Ahmad Taib sesepuh Ponpes Al Aziziyah, KH Abdulloh Khon Tobroni pengasuh Ponpes Al Aziziyah 2, KH Saiful Qohhar Tobroni pengasuh Ponpes Al Aziziyah 1, KH Imam Mahsus pengasuh Ponpes Al Aziziyah 3, KH Muhammad Syafik Rofii dari Ponpes Salafiyah Syafiiyah Bangkalan, Habib Abdurrahman Assegaf dan Habib Umar Al bin Hamid tokoh masyarakat Bangkalan. (*)